![]() |
Kepala Distanak Sulut Johanis Panelewen (foto :ist) |
Dikatakannya, bila tingkat produksi hanya mencapai 473.879 ton tersebut, maka berarti akan terjadi penurunan dibanding hasil panenan petani tahun 2010 lalu yang tercatat 446.144 ton pipilan kering.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut, Johanis Palenewen mengatakan, produksi jagung diperkirakan tidak sebanyak tahun lalu, karena berkurangnya areal pertanian petani. "Tahun lalu areal pertanaman jagung petani ditaksir mencapai 121.930 hektare, tetapi dengan kondisi alam yang kurang mendukung maka diperkirakan petani tanam jagung berkurang," kata Panelewen.
Salah satu faktor mengakibatkan petani kurang tergerak menanam jagung tahun ini, lanjut dia, karena bantuan benih dan pupuk oleh pemerintah yang terus berkurang untuk tanaman ini. "Tahun ini petani Sulut hanya mendapatkan alokasi bantuan pemerintah untuk pengembangan areal berkisar 9.000 hektare, turun cukup tinggi dibandingkan tahun lalu, ini berdampak penurunan tingkat produksi," terangnya.
Penurunan produksi jagung cukup tinggi, menurut dia, terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow, Minahasa dan Kota Manado. "Tiga daerah tingkat dua tersebut sebelumnya mampu menghasilkan jagung cukup tinggi, tetapi lahan areal pertanaman berkurang sehingga produksinya pun diperkirakan turun cukup signifikan,” ungkap Panelewen.
Ditambahkannya, jagung yang diproduksi petani Sulut sebagian besar dikonsumsi masyarakat daerah ini, sebagian lagi dipasok penuhi kebutuhan pakan ternak oleh peternak di daerah ini. (yg/mtr)
@
Tagged @ komoditi