![]() |
Kepala BPS Sulut Dantes Simbolon (foto : ist) |
Kepala Bidang Fasilitasi Pengembangan Industri Kecil Menengah, Disperindag Sulut, Nico Rambitan mengatakan, kedelai menjadi bahan baku yang semakin penting bagi industri kecil tahu tempe yang jumlahnya semakin banyak di Sulut.
"Kedelai diproduksi petani Sulut tidak lagi dipasok keluar daerah ini, tetapi semuanya memenuhi kebutuhan industri kecil tahu tempe lokal,” ujarnya.
Kendati begitu, menurut dia, produksi kedelai lokal sudah cukup baik dibandingkan posisi lima tahun silam, tetapi daerah ini masih tetap memasok kedelai dari daerah lain guna penuhi kebutuhan IKM yang cenderung bertambah dari tahun ke tahun sebagai dampak permintaan masyarakat Sulut terhadap produk pangan tahu tempe semakin tinggi.
Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dantes Simbolon mengatakan, perkiraan produktivitas tanaman kedelai petani Sulut berkisar 13,10 kuintal atau 1.310 ton per hectare. “Nah bila luas areal pertanaman dapat mencapai 5.398 hektare, maka total produksi tahunan bisa mencapai 7.183 ton,” jelasnya.
Areal seluas 5.398 hektare tersebut, menurut Simbolon, sudah diperhitungkan dengan terjadinya penurunan luas areal tanam petani sebagai dampak musim kurang baik bagi pertanian terjadi di awal hingga pertengahan tahun ini. "Penurunan produksi diperkirakan mencapai 341 hektare atau 5,94 persen dari total areal pertanaman ditargetkan hingga akhir tahun seluas 5.398 hektare," katanya.
Ditambahkan Simbolon, penurunan produksi kedelai, tertinggi terjadi pada masa tanam (subround) Mei-Agustus sebanyak 286 ton atau 84 persen dari total luas areal yang tidak bisa ditanami petani karena terganggu musim.
“Data produksi kedelai Sulut tiga tahun terakhir, tahun 2008 dengan luas areal 5.227 Ha mampu tercapai hasil panen 7.217 ton, tahun 2009 luas areal 5.652 Ha produksi 7.667 ton, tahun 2010 areal seluas 5.739 ton terealisasi produksi di petani sebanyak 7.627 ton,” papar Simbolon. (yg/mtr)
@
Tagged @ komoditi