![]() |
Elpiji sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat (foto : ist) |
Menurut Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulut Aldy Lumingkewas, pertamina harus mengoptimalkan suplai elpiji baik bersubsidi maupun non subsidi, sehingga tidak terjadi kekosongan di masyarakat. “Jika kondisi ini terus berlangsung berarti pembohongan public telah terjadi,” ujarnya.
Dikatakan Lumingkewas, laporan masyarakat, elpiji bersubsidi semakin sulit didapat masyarakat Manado, ini sangat berlawanan dengan program pemerintah yang justru mulai mengalihkan penggunaan minyak tanah ke elpiji. “Seharusnya elpiji harus sudah tersedia secara cukup di pasaran, baru kemudian dilaksanakan program konversi,” tandasnya.
Menghadapi kemungkinan terjadinya kekosongan bahan bakar tersebut di masyarakat, maka dia meminta pertamina untuk tetap mempertahankan distribusi minyak tanah (MT) di pangkalan. "Kita khawatirkan kalau terjadi kekosongan elpiji dan minyak tanah, karena berarti masyarakat tidak bisa memasak bahan kebutuhan pangan, olehnya minyak tanah supaya tetap disalurkan sebagaimana kebutuhan," pintanya.
Sejumlah warga Manado mengeluhkan, masih sulit mendapat elpiji bersubsidi isi tiga kilogram (KG). "Elpiji tabung isi tiga Kg tidak tersedia cukup di pengecer, terpaksa masyarakat harus mengeluarkan biaya transpor lebih, karena harus membeli langsung ke distributor,” ungkap Sultje, ibu rumah tangga asal Malalayang II.
Sementara itu, Sales Area Manager BBM Retail Pertamina Manado, Irwansyah mengakui, masalah distribusi elpiji masih kurang optimal, karena itu Pertamina masih memperpanjang penyaluran minyak tanah bersubsidi di pangkalan. "Minyak tanah bersubsidi sebenarnya kita tarik mulai 1 Februari 2012 di pasaran, tetapi karena elpiji sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah tersebut belum optimal, maka distribusi ke pangkalan diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan, menunggu kesiapan Gas Domestik,” paparnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum