![]() |
Beras di pasar tradisional (foto : ist) |
“Ini kelihatan sekali, dibulan Maret sampai April di Sulut merupakan bulan panen yang artinya beras banyak tersedia. Tapi mengapa harganya justru naik. Ini mungkin permainan harga dari pedagang,” ujar Kepala BPS Sulut Dantes Simbolon.
Dikatakannya, dengan musim panen tersebut, suplai beras dari petani cukup banyak juga. “Pedagang mungkin yang atur harganya, pemerintah daerah harus menyikapi hal ini,” ungkapnya.
BPS mencatat, lanjut Simbolon, kenaikan harga beras tersebut mencapai 1,7 persen. Hal ini pun memberikan andil terhadap inflasi Kota Manado sebesar 0,15 persen. “Andil ini boleh dikata cukup besar, disamping pengaruh komoditas lain seperti kenaikan harga cabe rawit,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan Simbolon, perkembangan harga berbagai komoditas di bulan Maret 2012 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Ini dibuktikan dengan inflasi Kota Manado 1,12 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsmen (IHK) dari 126,69 di bulan Februari 2012 menjadi 128,11 di bulan Maret 2012. “Inflasi tahun kalender Maret 2012 sebesar 1,59 persen, sedangkan inflasi year on year (Maret 2012 terhadap Maret 2011) sebesar 0,95 persen,” ungkapnya.
Inflasi terjadi, menurut Kepala BPS Sulut ini, karena adanya kenaikan indeks pada lima kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan sebesar 1,59 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,18 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,93 persen, kelompok sandang 0,27 persen, kelompok kesehatan 0,02 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tetap atau tidak mengalami perubahan, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami penurunan sebesar 0,33 persen.
“Komoditas yang mengalami kenaikan harga diantaranya, bahan bakar rumah tangga, cabe rawit, beras, air kemasan, kue basah, rokok kretek filter, anggur, daun bawang, lemon cina dan cat tembok,” papar Simbolon. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi
Tagged @ pasar