![]() |
Bahan baku pembuatan cap tikus (foto : ist) |
Demikian diakui Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dantes Simbolon. "Peningkatan terutama terjadi pada industri makanan, industri minuman, industri kayu, industri barang galian bukan logam, industri pengolahan dan industri mebel," terangnya.
Dijelaskan Simbolon, pertumbuhan produksi IKM pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan kuartal keempat tahun 2011 lalu yang mengalami pertumbuhan 3,53 persen tersebut berbeda dengan kondisi produksi IKM nasional yang justru melemah. "Produksi IKM di Indonesia tercatat tumbuh negatif 1,12
persen pada kuartal pertama tahun 2012 dibanding kuartal keempat tahun lalu," tandasnya.
Pertumbuhan produksi IKM Sulut pada kuartal pertama yang meningkat dibandingkan kuartal terakhir tahun lalu, lanjut Simbolon, pertanda bahwa terjadi peningkatan IKM di daerah ini. Beberapa jenis IKM yang mengalami peningkatan produksi dibandingkan periode akhir tahun lalu, diantaranya industri makanan tumbuh 9,52 persen, industri galian bukan logam 26,76 persen, industri kayu 10,98 persen, industri pengolahan 12,73 persen, dan industri mebel 1,61 persen.
Sementara itu menurut Kepala Bidang Fasilitasi dan Pengembangan IKM Disperindag Sulut Nico Rambitan, IKM di Sulut banyak tersebar di Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, dan Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa(induk) merupakan daerah potensial dalam kegiatan industri minuman keras "cap tikus" dan industri kopra. “Sementara Kabupaten Minahasa Utara dengan industri pengelolaan emas rakyat, Kabupaten Kepulauan Sangihe industri pandai besi seperti parang, pisau dan alat pertanian,” paparnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ wirausaha