![]() |
Lahan pertanian petani Sulut |
"Ambang batas minimal indeks NTP 100, yang artinya pendapatan yang diterima petani hanya mampu menutupi pengeluaran rumah tangga, tidak ada kelebihan sama sekali," kata Kepala BPS Sulut, Dantes Simbolon.
Simbolon mengatakan, pada Mei tahun ini, NTP masih di kisaran 101,24, tetapi seiring tidak seimbangnya pendapatan atau indeks diterima petani(It), dengan pengeluaran petani atau indeks dibayar petani(Ib), maka NTP melorot ke posisi 100,97. "Pendapatan petani memang meningkat tetapi hanya 0,26 persen, jauh lebih rendah ketimbang peningkatan biaya yang justru mencapai 0,52 persen, karena itu NTP melorot cukup signifikan," ungkapnya.
Dari lima subsektor pengukuran NTP Sulut, menurut dia, tiga sektor berada di atas angka 100, sementara dua sektor terus melorot di bawah 100 artinya pengeluaran tidak tertutupi pendapatan yang diterima. "Tiga subsektor yang masih bertahan di angka indeks lebih 100 yakni petani tanaman perkebunan rakyat dengan NTP 107,12, disusul petani tanaman pangan 101,34 dan peternakan 100,31," paparnya.
Sementara petani sektor tanaman holtikultura, lanjut Simbolon, kalau Juni tahun lalu masih senang dengan NTP 100,29 maka pada tahun ini melorot menjadi 99,10, begitu juga subsektor perikanan terus turun ke angka indeks 94,38, turun 2,34 persen dibanding Juni 2011 yang masih di kisaran 96,64. “Terhadap penurunan NTP tersebut, maka BPS meminta instansi terkait untuk memperhatikannya dan membuat kebijakan yang bisa memberi kesejahteraan kepada petani,” tandasnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum