![]() |
Salah satu perbankan di Sulut yang memberikan kredit pada petani |
Dikatakannya, penurunan angka NPL tersebut mampu tercapai, selain karena perbankan lebih selektif dalam kreditnya, juga karena edukasi yang terus menerus dilakukan ke petani. “Edukasi terus dilakukan termasuk oleh BI, dimana pada setiap kesempatan selalu diingatkan bahwa dana yang diterima tersebut merupakan pinjaman yang sebenarnya berasal dari dana terhimpun dalam bentuk tabungan, deposito ataupun giro dari masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Dengan NPL hanya 2,61 persen, berarti jauh dari batas maksimum yang ditetapkan yakni lima persen. “BI akan terus mendorong agar NPL kredit termasuk pertanian berada di bawah lima persen, makin kecil makin baik,” ungkapnya.
Sampai dengan Juni 2012,lanjut Suhaedi, realisasi kredit bank ke sektor pertanian mencapai Rp573,96 miliar, mengalami peningkatan 90 persen dibandingkan penyaluran pada tahun 2011 lalu yang tercatat hanya Rp302,07 miliar. Kendati terus bertumbuh, tetapi dari sisi pangsa terhadap total kredit Sulut, pembiayaan ke pertanian tersebut masih relatif kecil, yakni hanya 3,28 persen. “Total kredit perbankan Sulut per Juni 2012 sudah mencapai Rp17,5 triliun, sementara kredit pertanian hanya Rp573,96 miliar,” kata Suhaedi.
Ditambahkannya, perbankan diharapkan menjadikan sektor pertanian tetap sebagai target penyaluran kredit, terutama yang selama ini menjadi komoditas unggulan dan berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah ini lebih tinggi di tahun mendatang. [yg/mtr]
@
Tagged @ perbankan