![]() |
Cengkih, komoditi andalan Sulut |
Kegiatan yang difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut ini, khusus komoditi cengkih ini terjadi empat kali transaksi, dengan total volume sebesar 110 ton dan harga satuan Rp 89.000/kg. “Memang transaksi cengkih di PLKA kali ini menghasilkan transaksi yang cukup besar. Namun alangkah baiknya juga kalau petani nanti menjual cengkihnya ketika harganya jauh lebih bagus dari sekarang,” ajak Kepala Disperindag Sulut Sanny Parengkuan.
Dijelaskannya, setelah cengkih komoditi yang menghasilkan transaksi terbesar kedua adalah jagung, yang menghasilkan transaksi Rp 7,5 miliar atau menguasai 41,86 persen dari semua komoditi yang terjual. “Khusus jagung harganya bervariasi dibeli pembeli. Untuk jagung hibrida Rp 2.700/kg. Sedangkan jagung Manado kuning lebih mahal Rp 2.850/kg,” tandas Parengkuan.
Dalam PLKA ini, lanjut kadis, juga terjadi transaksi yang lumaya besar pada komoditi ikan nila. Dimana terjual sebanyak 20 ton, dengan harga satuan Rp 22.000/kg dan nilainya mencapai Rp 440 juta. “Ikan nila seperti ini sudah banyak dicari konsumen, ketimbang ikan mujair atau ikan mas,” ungkap Parengkuan.
Lebih lanjut dikatakannya, komoditi hasil industri rumah tangga, juga berhasil menciptakan transaksi, walaupun tidak sebesar cengkih dan jagung. Seperti halnya gula merah menciptakan transaksi Rp 56 juta dengan harga satuan Rp 4.000/butir. Ada juga transaksi kelapa dalam sebanyak 50 ton dengan harga Rp 850/kg sehingga nilainya mencapai Rp 42,5 juta. “Tak ketinggalan komoditi telur itik sebanyak 30 ribu butir dengan harga satuan Rp 2.400/butir sehingga menghasilkan penjualan Rp 72 juta,” papar Parengkuan, seraya menambahkan, dari 15 jenis transaksi pada PLKA ke tujuh tahun ini, menghasilkan total transaksi Rp 18,04 miliar. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi
Tagged @ pasar