MANADO BISNIS – Musim kemarau yang dirasakan masyarakat Sulut beberapa pekan belakangan ini, telah mengganggu produktifitas padi diakibatkan persawahan mulai kekurangan air.
Hal ini seperti yang terjadi di Kabupaten Minahasa, sebagian petani menunda menanam padi akibat tanah mengeras dan sulit ditanami, dampak musim kemarau dengan cuaca panas berlangsung beberapa pekan terakhir ini. "Cuaca terasa sangat panas, akibatnya tanah menjadi kering, dan sulit melakukan penanaman padi, karena itu menunda menanam padi menunggu curah hujan cukup," kata J Maindoka, petani padi di areal persawahan padi Kecamatan Langowan dan Kakas.
Dikatakannya, dalam satu pekan ini memang sudah pernah turun hujan, namun intensitasnya belum mampu membantu lahan pertanian petani menjadi gembur dan mudah ditanami padi. "Bagi petani Minahasa bulan Juli-Agustus sebenarnya sudah masuk musim menanam, tetapi karena kondisi tanah tidak memungkinkan sehingga masih belum menyebar benih ke areal pertanaman padi," tandasnya.
Diketahui, kawasan Kakas dan Langowan di Kabupaten Minahasa, merupakan dua daerah dengan areal persawahan terhampar cukup luas dimana sebagian besar lahan pertanian ditanami tanaman pangan seperti padi dan jagung. Karena potensi kawasan tersebut, maka kawasan itu menjadi salah satu penopang produksi beras Kabupaten Minahasa.
Kabupaten Minahasa merupakan salah satu daerah yang memberi kontribusi besar terhadap ketahanan beras masyarakat Sulut yang dalam setahun secara total membutuhkan sekitar 220 ribu ton beras. Daerah lumbung terbesar Sulut, terutama beberapa kawasan di Kabupaten Bolaang Mongondow dan beberapa kabupaten pemekaran dari kabupaten tersebut. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi