MANADO BISNIS – Usaha produktif di Sulut banyak tidak berkembang karena terhadang masalah permodalan, yang sering ditinggalkan perbankan. Itulah sebabnya kalangan perbankan ditantang menjemput bola menyalurkan kredit di sektor produktif masyarakat.
![]() |
Salah satu perbankan di Sulut |
Hal ini diingatkat Gubernur Sulut SH Sarundajang, di sela-sela pertemuan tahunan perbankan Sulut tahun 2012 di kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut, Selasa lalu. "Perbankan harus jemput bola, mencari kegiatan produktif di masyarakat untuk dibiayai. Bila ini dilakukan maka pertumbuhan ekonomi daerah ini akan tumbuh tinggi," ujarnya.
Yang terjadi saat ini, kata Gubernur, justru tidak demikian, sektor riil datang ke bank, tetapi masih sulit juga mendapatkan pembiayaan. "Saya berharap justru bank yang datangi usaha yang produktif untuk dibantu," pintanya.
Sementara pelaku usaha, katanya, belum punya akses dengan baik, sehingga pada akhirnya merasa sulit untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan. Dengan sikap proaktif dari perbankan, maka diharapkan sektor riil masyarakat Sulut akan tumbuh dan bergerak cepat sehingga akan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Pertumbuhan ekonomi Sulut dapat tumbuh lebih cepat dari capaian kisaran delapan persen saat ini, kalau memang semua sektor riil di masyarakat dapat bergerak karena topangan perbankan," ungkap Sarundajang.
Guna memancing sektor usaha produktif di masyarakat tumbuh dan berkembang sehingga layak memperoleh pembiayaan perbankan selanjutnya, menurut Sarundajang, maka bank dapat memanfaatkan dana "corporate social responsibility" (CSR) terlebih dulu. "Dana CSR ini untuk memancing agar usaha mikro kecil termotivasi, setelah itu kemudian disusul dengan ekspansi pembiayaan bank, dengan demikian akan tercipta usaha mikro kecil yang tangguh dan mampu berkembang lebih besar ke depan," harapnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ perbankan