Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Dana CSR di Sulut Terkesan Belum Transparan


MANADO BISNIS  – Hal ini memberikan kesan bahwa  dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan BUMN dan perbankan, pada masyarakat Sulut belum transparan.
Gubernur Sulut SH Sarundajang

Hal ini diakui  Gubernur Sulawesi Utara(Sulut) Sinyo H Sarundajang, saat pertemuan perbankan di Kantor Bank Indoenesia (BI) Sulut beberapa hari lalu. “Saya tidak tahu berapa data CSR BUMN dan perbankan di Sulut saat ini, cuma Bank Sulut saja yang saya tahu, lainnya tidak ada data yang masuk ke pemerintah daerah,” kata Gubernur.

Karena tidak ada laporan data CSR BUMN maupun perbankan yang masuk ke pemerintah daerah, maka Sarundajang mengaku sering kesulitan ketika ada permintaan laporan CSR dari Kementerian ataupun langsung dari Menteri yang bersangkutan ketika ada pertemuan dengan pemerintah daerah. Dia mengatakan, manfaat dana CSR  sangat besar, karena itu pemerintah ingin mencari tahu berapa sebenarnya data dana tersebut dengan demikian bersama dengan pemerintah daerah dapat membuat program untuk penggunaan dana tersebut yang lebih tepat sasaran dengan jangkauan yang lebih luas. “TNI dan Polri siap membangun bersama masyarakat Sulut, dengan keterlibatan mereka, maka meski dana terbatas tetapi hasilnya akan jauh lebih besar, ketimbang hanya dikerjakan oleh BUMN itu sendiri, ini bisa terjadi karena kerja secara gotong royong,” kata Sarundajang.

Salah satu sasaran yang harusnya mendapat perhatian dengan dana CSR tersebut, lanjut Sarundajang, membangun rumah yang layak huni bagi masyarakat. “Harus diakui masih ada masyarakat miskin yang kondisi rumahnya sangat memprihatinkan, nah ini seharusnya bisa terbantu bila dana CSR tersebut tersalur untuk kelompok masyarakat ini,”  paparnya.

Sarundajang menyebutkan ada 14 varibel masyarakat yang masuk kategori miskin, yakni lantai tanah, dinding rumah bambu dan kadang-kadang tidak punya jendela atau ventilasi, kakus jelek dan sering jauh dari rumah, air bersih, perabotan tidak ada, tidak ada penerangan listrik, makan hanya sekali sehari, beli satu potong pakaian setiap tahun dan hanya mampu menabung Rp500 se-tahun. [yg/mtr]




@



Dana CSR di Sulut Terkesan Belum Transparan