![]() |
Perkebunan kelapa di Sulut (foto : ist) |
Asosiasi petani kelapa Sulawesi Utara (Apeksu) minta pemerintah mengembangkan produk turunan kelapa atau integrated coconut lebih banyak dalam upaya memperluas pasar komoditas ini lebih besar termasuk ke negara non tradisional.
“Program memperbanyak produk turunan kelapa supaya kembali digeluti lebih optimal lagi, dengan demikian diharapkan tercipta pasar lebih luas, dan pada gilirannya akan mendorong tingkat kesejahteraan petani,” ujar Sekjen Apeksu Emil Mamesah.
Selama ini, kata dia, produk kelapa yang dihasilkan petani lebih terfokus ke beberapa jenis saja, diantaranya paling dominan yakni kopra, arang tempurung, kalau yang dihasilkan pabrikan, seperti minyak kelapa kasar, tepung kelapa dan minyak goreng. "Potensi pengembangan produk turunan kelapa mulai dari akar, pohon, buah hingga daun lebih 100 jenis, sementara yang bisa dilakukan di daerah ini tidak lebih 10, karena itu sudah selayaknya untuk diperhatikan pemerintah,” pinta Mamesah.
Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Benny Nongkan mengatakan, pada dasarnya pemerintah daerah berkeinginan untuk memperluas hasil produk turunan kelapa, tetapi terkendala pendanaan.
“Ada anggaran untuk pengembangan tanaman kelapa diperluas produk turunannya, namun jumlahnya tidak memadai, karena itu program integrated coconut ini terhambat terus,” ujarnya.
Produk hasil kelapa, lanjut Nongkan, sebenarnya sangat banyak jenisnya, namun dengan anggaran serba terbatas, maka tidak mungkin melaksanakan program tersebut secara serentak. “Kapasitas produksi kelapa Sulut setara kopra hingga saat ini berkisar 300 ribu ton setiap tahun, sebagian besar diantaranya diolah menjadi minyak kelapa kasar yang diekspor ke berbagai negara dengan perolehan devisa hingga September 2011 mencapai 393 juta dolar AS,” ungkap Nongkan. (yg/mtr)
@
Tagged @ komoditi