![]() |
Penjualan MT bersubsidi (foto : ist) |
Seperti pantauan yang dilakukan harian ini, di lokasi penjualan PT Haskita Sarana Distribusi yang berlokasi di pertigaan jalan masuk Sea, Malalayang. Sejak pagi hari sampai tengah malam, warga berbondong-bondong untuk membeli minyak tanah berwarna ungu tersebut. Mulai dari pembelian dalam jumah besar, hingga hanya di kisaran satu liter.
“Kami memang mengutamakan pelayanan untuk masyarakat, sehingga hampir satu kali dua puluh empat jam kami melayani masyarakat,” ujat Direktur PT Haskita Sarana Distribusi James Saerang.
Dikatakannya, harga minyak tanah non subsidi yang dijual tersebut hanya mengambil keuntungan sedikit harena hanya Rp 9.900/liter, sementara harga yang diperoleh dari pertamina Rp 9.800/liter. “Hampir setiap hari petugas saya melayani penjualan rata-rata 10 ribu liter. Ini untuk membantu masyarakat Sulut untuk merayakan Natal namun masih menyukai memakai minyak tanah,” tandasnya.
Minyak tanah nonsubsidi, lanjut Saerang, memang dijual bebas. Artinya pemerintah tidak menetapkan harga eceran tertinggi (HET) seperti halnya pada minyak tanah subsidi. “Jadi harga mekanisme pasar yang mengaturnya. Dan kami melayani pembeli dengan ramah. Kami juga menyediakan kue dan air minum, serta memberikan bonus kopi kemasan pada pembeli,” ungkapnya.
Uniknya, selain melayani pembelian minyak tanah non subsidi, Saerang yang juga dikenal sebagai Ketua Hiswana Migas Sulut, kerap kali memberikan sosialisasi kepada pembeli tentang penggunaan elpiji 3 kilogram. “Program pemerintah konversi minyak tanah ke gas elpiji harus kita dukung. Itulah sebabnya pamflet-pamflet tentang cara menggunakan elpiji diberikan kepada pembeli minyak tanah non subisidi tersebut,” pungkasnya. (yg/mtr)
@
Tagged @ pasar