![]() |
Wagub Sulut Djauhari Kansil (foto : ist) |
Dikatakannya, sosialisasi yang dilakukan harus lebih teknis, menjelaskan kepada masyarakat tentang latar belakang dilakukan konversi minyak tanah ke gas. “Atau hal lainnya kenapa sampai minyak tanah secara perlahan-lahan kuotanya mulai dikurangi. Hal-hal seperti ini yang semestinya diketahui masyarakat. Baiknya ketika tabung elpiji dibagikan kepada masyarakat ada penjelasannya,” tandasnya.
Subsidi terhadap minyak tanah dihentikan, menurut Kansil, maka minyak tanah yang beredar adalah minyak tanah non subsidi dengan harga yang lebih tinggi. “Itulah manfaatnya kalau sosialisasi terus dilakukan. Masyarakat juga harus diberitahukan ketika tabung gas elpiji kosong, maka di titik-titik mayarakat bisa membelinya. Jangan sampai masyarakat bingung harus membeli di mana,” ungkapnya.
Lebih lanjut diutarakan Kansil, persoalan minyak tanah di masyarakat telah disikapi Pertamina dengan memberikan tambahan-tambahan kuota ke setiap pengkalan yang ada di kota/kabupaten. “Penambahan-penambahan kuota minyak tanah ini diharapkan bisa mengatasi gejolak minyak tanah di masyarakat. Selain itu pemprop juga telah menyurat ke Pertamina agar menunda sampai akhir Januari 2012 penarikan secara keseluruhan minyak tanah,” jelasnya.
Kansil menduga, masih langkanya minyak tanah di pangkalan-pangkalan karena kepanikan warga jangan sampai tidak kebagian menjelang hari raya Natal dan tahun baru. “Kami akan bersama-sama dengan Pertamina dan pemerintah kabupaten/kota memantau pola distribusinya sehingga tepat sasaran dan bisa sampai ke masyarakat,” ujarnya. (yg/mtr)
@
Tagged @ umum