Suasana pusat perbelanjaan sebelum natal di Manado (foto : MANADO BISNIS) |
Asumsi penghitungan ini, karena di Sulut sendiri diperkirakan mencapai 500.000 kepala keluarga (KK) yang beragama Kristen dan merayakan natal. Setiap KK rata-rata mengabiskan Rp 1,5 juta untuk merayakan hari keagamaan kristiani tersebut. Bahkan bagi warga yang memiliki kemampuan ekonomi mapan, rata-rata menghabiskan puluhan juta, untuk memeriahkan hari natal tersebut.
Hal ini pun diakui sejumlah warga pada harian ini. “Setiap natal saya harus mengeluarkan Rp 1 juta lebih untuk konsumsi natal, sudah termasuk dengan beli pakaian untuk anak-anak, sampai membeli petasan,” ujar Sesar warga Malalayang, Kota Manado.
Ira, ibu rumah tangga (IRT) yang tinggal di Kota Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) mengakui, sudah menjadi kebiasaan menyambut natal membeli perabotan rumah tangga baru. “Kan satu tahun hanya satu kali membeli perabotan menyambut natal. Hal ini sudah rutin kami lakukan. Begitu juga dengan busana keluarga, kabiasaan kami hanya di natal membeli pakaian, makanya biaya pakaian untuk keluarga mencapai Rp 2 juta,” ujarnya.
Hal yang sama diakui James K, seoarang PNS yang tinggal di Kota Bitung. Menurutnya, membeli alat elektronik dilakukannya menjelang natal dan tahun baru. Bahkan petasan sudah menjadi kebutuhan ketika merayakan natal. “Anak-anak selalu menyuruh saya untuk membeli petasan. Ya, pengeluaran saya untuk membeli petasan mencapai Rp 500.000,” ungkapnya.
Roni, salah satu pengusaha meubel asal Leilem, Kabupaten Minahasa mengakui perabotannya habis terjual menyambut natal dan tahun baru ini, Bahkan ada warga walaupun sudah memesan dari awal perabotannya, namun tak selesai dibuat sampai tanggal 24 Desember. Makanya ada kesepakatan dengan pembeli nanti mengantarnya sesudah natal. “Konsumen ini pun akhirnya memakluminya, karena banyaknya pemesan,” ungkapnya.
Sementara itu, soal pengeluaran warga untuk berbelanja berbagai keperluan natal ini, diakui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Sanny Parengkuan. Dikatakannya, natal tanpa pengeluaran untuk membeli sandang dan pangan adalah hal yang mustahil, apalagi di Sulut mayoritasnya beragama Kristen. “Bisa saja pengeluaran warga menyambut natal mencapai Rp 1 juta setiap KK. Tapi ada pula warga yang mapan melebihi dari Rp 1 juta, mungkin capai Rp 4 juta lebih,” aku Parengkuan. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum