![]() |
Elpiji 12 kg ini, belul dilayani SPPEK Bitung (foto : ist) |
"Kami terpaksa harus memasok dari stasian pengisian bahan bakar elpiji (SPBE) di Propinsi Gorontalo, karena SPPEK Bitung hanya melayani pengisian elpiji bersubsidi," kata Direktur CV Tangkoko, Ivan Palibutan, salah satu agen elpiji di Manado.
Ivan mengatakan, dampak pasokan harus dilakukan dari Gorontalo, maka harga jual elpiji non subsidi mengalami kenaikan berkisar delapan persen. "Harga elpiji ukuran isi 12 Kg naik menjadi Rp135 ribu per tabung dibanding harga normal hanya berkisar Rp125 ribu per tabung, demikian juga ukuran isi 50 Kg naik menjadi Rp525 ribu dari sebelumnya Rp500 ribu," ujarnya. .
Kenaikan harga elpiji non subsidi tersebut, lanjut dia, karena pelaku usaha harus mengeluarkan biaya angkutan guna memasok elpiji dari Gorontalo ke Manado."Permintaan elpiji non subsidi tetap tinggi, karena itu meski harus mengeluarkan biaya ekstra terpaksa mendatangkan dari Gorontalo guna memenuhi permintaan masyarakat akan bahan bakar masak memasak tersebut yang tetap tinggi," ungkapnya.
Menyusul berkurangnya pasokan minyak tanah di pangkalan di Manado dan daerah lainnya di Sulut, sebagai bagian program konversi elpiji, kata Ivan, maka penggunaan elpiji non subsidi terus meningkat. "Saat ini rata-rata penjualan elpiji non subsidi ke masyarakat berkisar 150 tabung per hari, mengalami kenaikan hingga 20 persen dibandingkan posisi dimana belum ada program konversi elpiji," paparnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum