![]() |
Beras bulog yang sebagian diimpor (foto : ist) |
Hal ini diakui Kepala BPS Sulut Dantes Simbolon. "Komoditas dimpor dari Vietnam yakni beras naik 532 persen pada 2011 dibandingkan 2010 dari US$ 5,8 juta menjadi US$ 36,7 juta," ujarnya.
Dikatakan Simbolon, nilai impor Vietnam sebesar US$ 36,7 juta tersebut sudah termasuk pasokan beras dari negara tersebut pada Desember 2011 tercatat sebesar US$ 5,8 juta. Selain Vietnam, negara pengimpor bagi Sulut yang cukup dominan nilainya yakni Jepang, China, Australia, Malaysia, Taiwan, Thailand, Filipina, Jerman dan Singapura.
“Impor dari Jepang tercatat sebesar US$ 21,1 juta atau pangsa 14,58 persen, China US$ 18 juta (12,47 persen), Australia US$ 14,6 juta (10,14 persen), Malaysia US$ 14,2 juta (9,83 persen),” jelasnya.
Sementara Taiwan, lanjut Simbolon, US$ 13,3 juta(9,23 persen), Thailand US$ 8,1 juta (5,58 persen), Filipina US$ 5,3 juta (3,69 persen), Jerman US$ 4,8 juta (3,32 persen), Singapura dan US$ 4,3 juta (2,97 persen). “Impor Sulut pada 2011 yang mencapai US$ 144,4 juta, mengalami kenaikan 102,37 persen dibandingkan impor tahun sebelumnya US$ 71,3 juta,” ungkapnya.
Komoditas barang konsumsi, diutarakan Simbolon, tercatat paling mendominasi, dengan nilai US$ 51,3 juta, maka produk ini mampu mencapai pangsa sebesar 35,18 persen, disusul bahan baku penolong US$ 45,7 juta (33,57 persen), dan barang modal US$ 47,4 juta (31,24 persen).
"Barang konsumsi yang diimpor masyarakat Sulut tercatat mengalami peningkatan 503 persen pada 2011 dibanding tahun sebelumnya, sementara bahan baku penolong tumbuh 77 persen dan barang modal meningkat 28 persen,” pungkas Simbolon. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum