![]() |
Pelabuhan Bitung sarana ekspor Sulut (foto : ist) |
"Ekspor Sulut tahun 2011 mencapai US$ 749,5 juta, naik 99,41 persen dibandingkan ekspor Januari-Desember 2010 yang hanya US$ 375,9 juta," ujar Kepala Badan Pusat Statistik(BPS) Sulut, Dantes Simbolon.
Pertumbuhan ekspor 2011, menurut Simbolon, terutama terdorong peningkatan ekspor produk industri naik sebesar 100,2 persen dan pengiriman produk pertanian yang tumbuh 87,58 persen. "Perolehan devisi ekspor hasil tambang dan lainnya memang mengalami penurunan 60,48 persen, tetapi karena produk industri dan pertanian meningkat masing-masing 100,2 persen dan 87,58 persen, sehingga secara keseluruhan ekspor Sulut mengalami pertumbuhan tajam 99,41 persen," tandasnya.
Komoditas yang paling besar sumbangannya, lanjut Simbolon, yakni minyak kelapa kasar yang dalam hitungan BPS masuk kelompok lemak dan minyak hewan nabati, mampu menghasilkan devisa sebesar US$ 577,5 juta atau mencapai pangsa 77,05 persen dari total ekspor. "Dari sisi nilai ekspor minyak kelapa kasar ini mengalami kenaikan sebesar US$ 285,1 juta," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Kepala BPS Sulut ini, penyumbang terbesar lain yang cukup dominan, yakni komoditas perikanan khususnya daging dan ikan olahan US$ 58 juta, ikan dan udang US$ 55,3 juta, sisa hasil industri makanan US$ 26,6 juta, dan berbagai produk kimia US$ 20,5 juta. Sementara negara pembeli komoditas terbesar yakni Belanda 31,73 persen, disusul Amerika Serikat 19,79 persen, Korea Selatan 16,06 persen, China 14,66 persen, dan Jepang 4,32 persen.
“Semua komoditas ekspor Sulut ke berbagai negara mancanegara selama tahun 2011, merupakan ekspor non migas,” papar Simbolon. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum