![]() |
SPBU yang melayani penjualan pertamax (foto : ist) |
“Harga pertamax sudah menjadi Rp 10.050/liter, kami rasa sudah sangat mahal, makanya kami kembali ke premium bersubsidi,” ujar Niko N, salah satu pengemudi mobil plat hitam, saat berpapasan di SPBU Malalayang, Kamis (02/02)
.
Ditambahkan salah satu petugas operator di SPBU, tak dapat dipungkiri saat pertamax naik, mobil yang mengisi BBM non bersubsidi tersebut menurun. “Dari pagi hari hingga siang hari, mungkin belum mencapai 20 mobil yang mengisi pertamax. Ini sangat menurun,” akunya.
Sementara itu, menurut Sales Area Manager BBM Retail Pertamina Manado Irwansyah, kenaikan harga pertamax tersebut merupakan mekanisme rutin yang dilakukan perseroan. Setiap dua minggu sekali, Pertamina rutin merevisi harga pertamax berdasarkan harga minyak di pasar internasional. "Harga minyak di pasar inetrnasional naik, ya kita ikut menaikkan harga Pertamax," ujarnya.
Pertamina, lanjut Irwansyah, akan melalukan evaluasi mengenai harga BBM non subsidi ini. "Tentunya, tetap mengacu harga minyak mentah dunia," ungkapnya, seraya menambahkan, pertamax rata-ratanya naik Rp 500, karena harga-harga produk minyak di pasar dunia naik.
Dalam keterangan resmi pertamina, harga pertamax di Kotamobagu menjadi Rp10.150 dari Rp9.650, Tomohon Rp10.100 dari Rp9.600, Bitung Rp10.050 dari Rp9.550, Manado Rp10.050 dari Rp9.550, dan Minahasa Selatan Rp10.100 dari Rp9.600. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar