![]() |
Distribusi BBM ke SPBU (foto : ist) |
“Kami curigai penimbun BBM tetap ada, tapi masih susah terlacak oleh pihak kepolisian. Untuk itu kami minta pihak intelejen melakukan pelacakan terhadap penimbun BBM tersebut, menjelang kenaikan BBM 1 April mendatang,” ujar aktivis perlindungan konsumen Sulut, Decky Lumentut.
Dikatakannya, modus operandi yang dilakukan oleh penimbun BBM ini, sama halnya dengan pedagang pengecer. “Mereka menggunakan kendaraan untuk mengisi BBM di SPBU, namun BBM tersebut disedot kembali dan ditampung. Ini memang sulit dilacak, namun menjadi tugas aparat kepolisian,” pintanya.
Dikendaraan tertentu, lanjut Lumentut, ada yang sudah dimodifikasi tanki minyaknya, sehingga bisa mengisi dengan kapasitas yang lebih banyak dari yang biasa. Mungkin ini yang gampang dilacak. “Masyarakat Sulut juga diminta melaporkan ke aparat hukum jika menemui hal-hal seperti itu di SPBU, maupun di lingkungan tempat tinggal,” harap aktivisi ini.
Sementara itu, menjelang naiknya harga BBM subsidi, PT Pertamina Manado memberikan kelonggaran dalam penyaluran. Kelonggaran tersebut menyebabkan penyaluran BBM khusus jenis premium tersebut telah melebihi batas kuota per hari. "Saat ini tidak terjadi antrian karena kami memberikan kelonggaran menjelang kenaikan BBM ini, dan kami berharap masyarakat dapat membeli dengan nyaman. Namun demikian, ini sudah melebihi dari kuota per harinya," kata Sales Area Manager PT Pertamina Manado Irwansyah.
Dikatakannya, bila sehari kuota penyaluran BBM jenis premium subsidi sebanyak 750 kiloliter (KL) naik menjadi sekitar 800 KL. Dengan begitu, rata-rata setiap harinya Pertamina menyalurkan BBM subsidi jenis premium sebanyak 750 KL yang disebar ke 49 SPBU yang ada di Sulut. "Walaupun memberikan kelonggaran, pertamina tetap mengontrol dan mengawasi pendistribusian BBM dan SPBU yang nakal," pungkas Irwansyah. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum