MANADO BISNIS – Pertengahan 2012 ini, petani Sulut diperkirakan kembali melakukan panen cengkih di daerah sentra produksinya, Namun, kecemasan mulai dirasakan jangan-jangan harga cengkih kembali anjlok.
“Kami petani berharap harga cengkih tetap mengalami kenaikan, seperti yang terjadi pekan ini, dimana harga cengkih menguat sekitar lima hingga enam persen, ke posisi Rp95 ribu per kilogram (Kg) dari sebelumnya Rp90 ribu pekan lalu," kata Samuel, petani cengkih asal Kabupaten Minahasa.
Dikatakannya, petani cengkih yang akan panen cukup banyak, terutama di lokasi perkebunan daerah bersuhu panas atau dataran rendah, sedangkan kawasan pegunungan kendati ada panen, tetapi jumlahnya sangat sedikit. "Perkebunan cengkih di kawasan Mokupa, Minahasa, merupakan salah satu contoh yang dipastikan akan melaksanakan panen cukup banyak, karena pohon cengkih berbuah lebat di kawasan ini," ungkapnya.
Ditambahkan, Rolan, petani cengkih lainnya, bila harga cengkih mampu bertahan di harga seperti saat ini, maka petani Sulut dapat menikmati pendapatan lebih tinggi ketimbang sektor pertanian lainnya. "Untuk panen sekitar 1.000 Kg, dengan perhitungan patokan harga sekarang Rp95 ribu per Kg, akan menghasilkan Rp95 juta, dipotong biaya sekitar Rp40 juta, maka pendapatan bersih petani berkisar Rp55 juta," paparnya.
Sekedar diketahui, Propinsi Sulut merupakan salah satu daerah sentra tanaman cengkih di Indonesia, dengan produksi saat panen raya berkisar 15 ribu ton atau 30 hingga 40 persen dari produksi nasional. Komoditas cengkih sejak beberapa tahun silam telah menjadi produk andalan yang mampu meningkatkan taraf hidup petani. Lebih 100 ribu kepala keluarga di Sulut memiliki tanaman cengkih dengan daerah sentra diantaranya Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow, Sangihe, Minahasa Utara dan Minahasa Tenggara. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi