 |
| Ikan hasil tangkapan nelayan (foto : ist) |
Hal ini diakui Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulut Joy Korah belum lama ini. “Ekspor ikan Sulut ke mancanegara selama tahun 2011 lalusebanyak 30.887,63 ton, mampu mendatangkan devisa 134,59 juta dolar AS selama 2011,” ujarnya.
Dikatakannya, kelima negara pembeli ikan terbesar di Sulut tersebut, mampu mendominasi pasar ekspor perikanan Sulut selama 2011 ditandai pengiriman yang cenderung meningkat. Jenis ikan yang paling banyak diminta pasar mancanegara pada 2011, didominasi ikan kaleng, kemudian disusul ikan kayu, cakalang beku, tuna loin segar dan tuna loin beku. Khusus ikan kaleng mampu menjadi penyumbang devisa bagi Sulut, terutama terbantu kehadiran beberapa pabrik pengalengan ikan yang beroperasi di Sulut. "Pabrik pengalengan ikan sebagian besar beroperasi di Kota Bitung, beberapa diantaranya bermitra dengan perusahaan asing seperti Filipina,” paparnya.
Beberapa tahun terakhir, lanjut dia, pabrik pengolahan ikan banyak dibeli sahamnya perusahaan Filipina, dan ini mampu mendorong produksi ikan kaleng meningkat tajam dan menjadi penyumbang devisa terbesar untuk komoditas ikan.
Untuk ikan kayu, hampir seluruhnya diekspor ke Jepang, karena masyarakat di negara tersebut menjadikan ikan kayu sebagai bahan baku guna diolah menjadi makanan khas di negara Sakura tersebut. “Ikan kayu produksi Sulut memiliki aroma khas yang sangat diminati masyarakat Jepang, karena itu dijadikan bahan baku untuk diolah menjadi pangan ikan khas negara tersebut,” ungkapnya.
Sementara untuk ikan tuna dan cakalang, menurut Korah, lebih banyak dipasok ke negara Eropa dan Amerika Serikat.“Tingginya permintaan pasar luar negeri terhadap produk perikanan Sulut menimbulkan optimisme bahwa tahun 2012 ini akan terjadi pertumbuhan volume ekspor cukup signifikan,” ungkap Korah. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi
