Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Pola Operasi Pasar di Sulut Belum Optimal

Bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional (foto : ist)
MANADO BISNIS  – Pola operasi pasar kebutuhan pokok  yang diberlakukan saat ini belum optimal membentuk harga. Itulah sebabnya  Bank Indonesia (BI) Manado mengusulkan perubahan pola operasi pasar kebutuhan pokok  tersebut.

“Operasi pasar belum memberikan pengaruh optimal bagi pembentukan harga di level pedagang, bukan karena programnya tidak baik, tetapi karena sistemnya yang perlu diubah," kata Pemimpin BI Manado Ramlan Ginting.

Dikatakannya,  sistem pelaksanaan operasi pasar baik beras, gula, minyak goreng dan lainnya, hanya dilakukan secara sporadis, semestinya pelaksanaannya serentak di beberapa tempat, sehingga mampu memengaruhi harga."Operasi pasar bisa menjadi faktor pembentuk harga barang, jika dilakukan di banyak tempat dalam waktu yang sama, karena itu untuk pelaksanaan selanjutnya sebaiknya dilakukan demikian," ujarnya.

Dia mencontohkan, harga beras dan minyak goreng, sejak naik tahun lalu, hingga sekarang tetap bertahan di patokan harga yang sudah mahal tersebut, padahal tahun lalu dilaksanakan beberapa kali operasi pasar termasuk yang difasilitasi badan usaha milik negara (BUMN). Bila operasi pasar dilakukan secara serentak, maka ini sama artinya memperkuat pasokan, yang merupakan salah satu faktor utama pengendalian harga. "Harga bisa terkendali ke tingkat lebih rendah atau normal, bila pasokan bahan kebutuhan pokok tersedia lebih banyak ketimbang permintaan," tandasnya.

Jelang kenaikan bahan bakar minyak(BBM) dan tarif dasar listrik (TDL), lanjut Ginting, pasti akan perlu program operasi pasar, untuk itu maka BI mengimbau pelaksanaannya supaya dilakukan secara serentak di titik yang diperkirakan tingkat perdagangannya cukup kuat. [yg/mtr]


@


Recommended posts

Pola Operasi Pasar di Sulut Belum Optimal