Kosmetik palsu yang ditemukan di Manado (foto : MANADO BISNIS) |
Penemuan ini ketika tim terpadu pengawasan barang beredar (Tim TPBB), BPOM, serta Bareskrim Polri, yang dibentuk oleh Kementerian Perdagangan RI, melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Kota Manado, Rabu (18/07).
Menurut Deputi III Bidang pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya Badan POM RI, Roy Sparringa, BPOM melakukan tes laboraturium langsung di Pasar Pinasungkulan Karombasan, Rabu (18/7) kemarin, untuk memeriksa 32 sampel produk pangan. "BPOM langsung membawa mobil khusus laboratorium ke pasar tradisional untuk memeriksa langsung makanan yang menggunakan bahan berbahaya," ujarnya.
Hasilnya, menurut dia, ditemukannya makanan yang masih mengandung produk tekstil atau rodamin B dalam makanan cakalang fufu. "Hasil pemeriksaan BPOM di Pasar Pinasungkulan tersebut, tidak ditemukan boraks dan formalin," jelasnya.
Namun begitu, dikatakan Roy, hasil pemeriksaan berbagai sampel, seperti kue jajanan, tahu, mie, makanan basah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. “Artinya tidak ditemukan zat berbahaya lainnya, seperti formalin,” ungkapnya.
Untuk penemuan kosmetika palsu ini, saat tim terpadu melakukan sidak di depan toko Modern Manado, ditemukan kosmetika ilegal (TIE) dan kosmetika palsu.
"Ditemukan dalam sidak tersebut sebanyak 38 item dengan 136 kemasan diantaranya produk sabun, sabun pembersih wajah, krim wajah, lipstik dan mascara dengan nilai ekonomi hingga Rp10 juta," kata Wakil Mendag RI, Bayu Khrisnamurthi
Dijelaskannya. pengawasan barang beredar ini dilakukan secara intensif sejak Januari 2012 lalu di seluruh Indonesia, oleh Tim TPBB, yang mana Badan POM merupakan bagian dari tim dibentuk oleh Kemendag dalam rangka meningkatkan pengawasan barang beredar termasuk obat dan makanan. "Untuk melindungi masyarakat BPOM dan tim turun di pasar tradisional berkoordinasi dengan kementerian," papar Bayu.
Ditambahkannya, tim TPBB akan terus melakukan peningkatan pengawasan terhadap peredaran produk-produk pangan dan non pangan secara berkesinambungan melalui penguatan koordinasi diantara para anggota. "Melalui penguatan koordinasi, diharapkan kegiatan pengawasan terpadu oleh tim TPBB dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang sehat dalam rangka perlindungan konsumen," pungkasnya.
Sementara menurut Wakil Gubernur Sulut, Djouhari Kansil, pihaknya akan terus lakukan pengawasan dan pembinaan. "Jika ditemukan cakalang fufu yang menggunakan rhodamin B, itu mungkin hanya sebagian karena sebagian besar pengusaha tersebut sudah mendapatkan pembinaan," tandasnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum