Lihat saja pada setiap kali Pasar Lelang Komoditi Agro(PLKA) yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, permintaan jagung sangat banyak, namun petani Sulut kurang memproduksinya. Baru-baru ini pun transaksi tertinggi PLKA dihasilkan dari komoditas jagung sebanyak Rp6,61 miliar atau pangsanya mencapai 60,63 persen dari total transaksi pasar lelang kali ini sebesar Rp13,06 miliar. “Transaksi jagung sebesar Rp6,61 miliar diperoleh setelah pembeli sepakat membeli sebanyak 2.540 ton jagung, terdiri harga Rp2.850 per Kilogram(Kg) sebanyak 40 ton, dan harga Rp2.600 per Kg sejumlah 2.500 ton,” kata Kepala Disperindag Sulut Sanny Parengkuan.
Dia mengatakan, terciptanya transaksi perdagangan forward komoditas jagung sebanyak 2.540 ton, menjadi salah peluang bagi petani daerah ini, khususnya mereka yang menanam jagung, bahwa tanaman tersebut tetap dicari pasar. “Petani supaya termotivasi menanam jagung, karena pasarnya cukup terbuka lebar, dan bukan hanya kali ini saja jagung tampil sebagai komoditas paling banyak mencipta transaksi, tetapi pada beberapa kali pelaksanaan PLKA,” pintanya.
Sekedar diketahui, PLKA Sulut periode ke-6 tahun 2012 yang berlangsung di Hotel Sahid Teling, berhasil menciptakan transaksi sebesar Rp13,06 miliar. “Omzet pasar lelang Rp13,06 miliar tersebut dihasilkan 16 kali transaksi dari tujuh jenis komoditas unggulan daerah yang diperdagangkan,” papar Parengkuan.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Sulut, Feby Karambut, mengatakan, selain jagung, komoditas unggulan daerah yang memberi sumbangsih cukup besar terhadap perolehan omzet PLKA bulan Juli ini, yakni cengkih. “Cengkih petani mampu terjual sebanyak 60 ton pada PLKA kali ini, dengan nilai penjualan sebesar Rp5,04 miliar,” kata Feby. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi
