MANADO BISNIS – Akibat musim kemarau yang terjadi belakangan ini, membuat petani di Sulut umumnya menunda musim tanamnya, karena merasa takut tanamannya akan mati diakibatkan kekurangan air.
Hal ini seperti terjadi di Kota Manado dan diakui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Manado. "Kegiatan penanaman baru bisa dilakukan November, dan itu bergeser, karena hujan yang belum turun secara normal," kata Kepala Distanak Manado, Ricky Poli.
Dikatakannya, seharusnya kegiatan penanaman oleh para petani di Manado, itu sudah dilakukan sejak akhir September lalu, namun hingga memasuki pekan kedua Oktober tak bisa dilakukan. "Begitu hujan turun dengan intensitas yang sedang sampai keras, dan kondisi tanah di lahan-lahan pertanian sudah pulih, maka kegiatan penanaman akan dimulai," ujarnya,
Ia menjelaskan, selama musim panas ini, produksi pertanian di Manado turun, yang ditandai dengan berkurangnya pasokan ke pasaran, walaupun tidak signifikan. Karena itu, Poli mengatakan, untuk menggenjot kegiatan penanaman nanti, maka pemerintah akan memberikan bantuan kepada seluruh kelompok tani di Manado, dalam bentuk pupuk dan bibit. “Dengan bantuan tersebut diharapkan semua kelompk tani yang ada di Manado, bisa melakukan kegiatan dengan benar, agar hasilnya juga bagus,” ungkapnya.
Diketahui, lahan pertanian di Manado, sekitar 10.500 hektar dan yang produktif hanya sekitar 4.000 hektar, karena ditanami berbagai komoditas yang sisanya hanya lahan-lahan terlantar, karena tanamannya tidak dipelihara. Poli mencontohkan lahan-lahan terlantar adalah yang ditanami oleh masyarakat namun tak dipelihara, sehingga hasilnya tak maksimal, serta hanya berisikan tanaman kelapa tak produktif. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum