MANADO BISNIS – Tingkat kesejahteraan petani kelapa Sulut saat ini kian memprihatinkan, menjelang natal dan tahun baru. Hal ini menyusul harga kopra yang terus merosot hingga ke level Rp 3.150/kg.
![]() |
Perkebunan kelapa di Sulut |
Itulah sebabnya petani kelapa minta pemerintah membantu memfasilitasi sehingga harga kopra dan produk turunan kelapa lainnya mengalami kenaikan."Harga kopra kini terus turun hingga ke posisi Rp3.150 per kilogram, harga tersebut terendah dalam kurun waktu empat tahun terakhir, karena itu pemerintah harus membantu petani," kata Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sulut(Apeksu), Emil Mamesah.
Emil mengatakan, memang pembentukkan harga kopra terjadi karena mekanisme pasar, tetapi pemerintah tetap punya kekuatan, dan ini yang harusnya digunakan, tujuannya membantu petani kelapa sehingga tingkat kesejahteraan mereka tetap terjaga. "Kesejahteraan petani kelapa selama ini, memprihatinkan, selain karena harga kopra yang sering berfluktuasi secara tajam, juga karena margin keuntungan yang diterima petani relatif kecil karena termakan biaya pengolahan yang cukup tinggi," ujarnya.
Biaya operasional, mulai dari panjat kelapa hingga proses pengasapan sampai penjualan ke pedagang pembeli kopra cukup besar, yakni berkisar 50 persen dari total pendapatan kotor. "Dengan harga saat ini hanya berkisar Rp3.150 per kilogram atau Rp315.000 per kuintal(100 Kg), maka petani yang punya areal satu hektar dengan perkiraan produksi 300 Kg, hanya menerima sekitar Rp472.500, padahal petani harus menunggu hingga tiga bulan mendapatkan pendapatan tersebut," ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan(Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan, mengatakan, harga kopra terbentuk karena pergerakan harga di pasar internasional, karena itu sulit untuk mempengaruhi pergerakan harga tersebut. "Yang bisa kami lakukan meminta pedagang pembeli kopra supaya peduli kepada petani dengan membeli tidak terlalu murah," paparnya.
Diketahui, Sulut memproduksi kelapa setara kopra berkisar 300 ribu ton setiap tahun, sebagian besar diantaranya diolah menjadi minyak kelapa kasar atau Crude Coconut Oil(CCO) yang kemudian diekspor ke berbagai negara mancanegara. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi