MANADO BISNIS – Sulut akan mengembangkan industri buah salak agar dapat mensejahterakan petani pengelolanya. Setidaknya hal ini ditargetkan Pemkab Kepualauan Siau, Tagulandang dan Biaro (Sitaro) yang merupakan salah satu sentra produksi buah salak di Sulut.
![]() |
Buah salak, banyak terdapat di Sulut |
“Kami membidik industri pengalengan buah salak berdiri dalam upaya menjadikan salak sebagai salah satu komoditas unggulan. Program pemerintah, buah salak dapat dikalengkan, tetapi ini harus diikuti peningkatan produksi salak Tagulandang lebih tinggi dari yang sudah ada saat ini dan dapat dipanen kontinu setiap bulan," kata Bupati Kabupaten Kepulauan Sitaro, Toni Supit.
Guna peningkatan produksi buah tersebut mampu penuhi kebutuhan industri pengalengan buah, maka pemerintah daerah sedang mengupayakan menghasilkan tanaman salak berproduksi tinggi dengan cara kawin silang. "Sudah dilakukan penelitian kawin silang buah salak Tagulandang dengan Pondo Bali, ternyata hasilkan tanaman berproduksi maksimal dengan kualitas buah sangat baik," ujarnya.
Supit mengatakan, guna menyukseskan program kawin silang buah salak, maka pemerintah daerah setempat sudah mengalokasikan anggaran melalui dinas pertanian setempat. Cara kawin silang salak Tagulandang dan Pondo tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi minimal satu ton setiap bulan, sehingga layak dibangun industri pengalengan. “Salak Tagulandang merupakan salah satu buah dengan rasa yang lebih manis dibandingkan kawasan lainnya,” paparnya.
Pemasaran buah salak Tagulandang selama ini, ditambahkan Supit, baru terbatas di pasar lokal Sulut seperti Manado dan sekitarnya. Kawasan penanaman salak yang dilakukan petani saat ini, terutama di Pulau Tagulandang, satu dari tiga pulau besar di kabupaten kepulauan Sitaro. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi