Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

'Sampah' Pala Sulut Diminati Vietnam

MANADO BISNIS  - Ternyata  batok atau tempurung pala yang selama ini hanya menjadi sampah bagi petani, bernilai ekonomi tinggi menyusul permintaan dari Vietnam yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

"Pada 2012 Vietnam membeli tempurung atau batok pala berkisar 80 ton, dengan harga beli cukup baik yakni rata-rata Rp2.400 hingga Rp2.500 per kilogram(Kg)," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Sanny Parengkuan.

Dikatakannya, batok pala yang dibeli dari pengekspor Sulut tersebut dimanfaatkan menjadi salah satu bahan penting untuk sauna di negara tersebut."Kegiatan usaha sauna di Vietnam berkembang, sebagai salah satu sektor pendukung pariwisata, dampak positifnya pada permintaan komoditas batok pala yang terus meningkat dari tahun ke tahun," ujarnya.

Ditambahkan Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong  permintaan yang tinggi pada 2012 masih berlanjut pada awal 2013, ditandai ekspor 19.350 kilogram tempurung pala ke negara tersebut. "Ekspor tempurung pala sebanyak 19.300 Kg ke Vietnam mendatangkan devisa bagi Sulut sebesar 4.740 dolar AS atau berkisar Rp47 juta,"ungkapnya.

Dengan adanya ekspor batok pala ke Vietnam, lanjut Wajong,  maka produk turunan pala yang diminati pembeli mancanegara semakin bervariasi."Produk turunan pala Sulut yang sudah berhasil menembus pasar di sejumlah negara, yakni biji pala, fuli atau bunga pala, ditambah dengan batok atau tempurung pala," paparnya.

Sementara daging pala, ditambahkan Wajong, masih terbatas pada pasar lokal dengan produk manisan pala, salah satu makanan khas unggulan Sulut.[yg/mtr]


@



'Sampah' Pala Sulut Diminati Vietnam