Kepala BI Sulut Suhaedi (foto : MANADO BISNIS) |
Hal ini dikatakan Kepala BI Perwakilan Sulut Suhaedi. "Daya saing pengusaha ekspor dalam waktu dekat akan melemah dibandingkan dengan pengusaha luar negeri, terutama yang menjadi pesaing Sulut, karena kenaikan UMP tersebut berdampak biaya makin tinggi," ujarnya.
Kenaikan biaya produksi tersebut, menurut Suhaedi, secara langsung akan berdampak pada harga jual yang juga mengalami kenaikan, lantas dapat memperlemah daya saing komoditas andalan provinsi itu di luar negeri. "Pesaing akan memanfaatkan dengan merebut pasar ekspor karena harga jual ditawarkan kepada buyers lebih murah," paparnya.
Bagi pekerja, lanjut Suhaedi, kenaikan UMP pada tahun 2013 tersebut sebenarnya tidak banyak memberi arti sebab pasti akan terjadi apa yang dinamakan "zero sum game", yakni harga barang, termasuk yang dibutuhkan pekerja, mengalami kenaikan. Terjadinya kenaikan UMP tersebut, secara langsung akan memberi dampak tingkat inflasi daerah ini bergerak cukup signifikan. "Dibandingkan provinsi lain, Sulut saat ini menduduki peringkat kedua setelah Provinsi Papua dan Papua Barat," kata Suhaedi.
Dampak lainnya yang dikhawatirkan terjadi, menurutnya, para pengusaha akan merespons kenaikan UMP dengan melakukan efisiensi, salah satunya dengan lebih mendorong penggunaan teknologi modern. "Penggunaan teknologi modern akan membuat para pengusaha mengarahkan industri padat modal, bukan padat karya, dan ini berarti akan ada pekerja yang berhenti bekerja. Akibatnya, tingkat kehidupan pekerja akan terancam," ungkap Suhaedi. [yg/mtr]
@
Tagged @ perbankan