Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Warga Sulut Banyak tak Manfaatkan Perbankan

Salah satu perbankan umum di Sulut
MANADO BISNIS – Bank Indonesia (BI) menilai, warga Sulut umumnya belum manfaatkan jasa perbankan yang ada. Hal ini menjadi penyebab terjadinya ketimpangan pendapatan antar daerah di Propinsi Sulut.

Pendapat ini dikemukakan  Kepala BI Perwakilan Sulut Suhaedi.  "Di Sulut masih terjadi "rising inequality", salah satu pendorong terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan karena akses masyarakat ke lembaga keuangan masih sangat rendah," ujarnya pada Seminar Nasional menjadikan Sulut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan timur Indonesia di Manado.

Rasio rekening kredit dibandingkan jumlah penduduk Sulut, kata Suhaedi tercatat hanya sebesar 0,87 persen pada tahun 2011, dengan disparitas akses keuangan antar masing-masing kabupaten/kota. "Pemusatan jumlah kredit tersalur ke masyarakat di Sulut masih terfokus ke Kota Manado sebesar 33,14 persen dan Minahasa 18,26 persen, daerah lainnya masih sangat rendah dari angka tersebut," tandasnya.

Selain faktor tersebut, ketimpangan pendapatan di Sulut terjadi, karena kurangnya linkage antar sektor untuk mendorong pusat pertumbuhan dan masih mendominasinya penguasaan aset pada kelompok ekonomi tertentu. Indikasi terjadinya ketimpangan daerah ini tercermin pada indikator gini ratio, indeks Williamson dan klasifikasi tipologi Klassen(tipologi daerah). "Gini ratio Provinsi Sulut selama tiga tahun terakhir tercatat mengalami tren peningkatan sehingga mencapai 0,37 pada tahun 2010," paparnya.

Diterangkan Suhaedi, indeks Williamson daerah ini bertumbuh sehingga tercatat 0,7613 pada tahun 2009 yang mencerminkan terjadinya spatial inequality antar kabupaten/kota di Sulut. Sementara analisa tipologi klassen menunjukkan bahwa Kota Manado adalah satu-satunya daerah yang berada pada klasifikasi cepat maju dan cepat tumbuh dibandingkan daerah lainnya di Sulut. [yg/mtr]


@



Warga Sulut Banyak tak Manfaatkan Perbankan