 |
| Kadistanak Sulut Johanes Panelewen (foto : ist) |
Dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan , Johanes Panelewen, areal persawahan tersebut terdapat di Desa Sangkup, Kecamatan Sangtombolang, Kabupaten Bolaang Mongondouw Utara (Bolmut) “Sangat disayangkan kalau ribuan hektar sawah yang ada di sana tidak dimaksimalkan. Hingga kini petani masih menunggu suplai air dari bendungan ke areal sawah,” ujarnya.
Dia menjelaskan ribuan hektar sawah di daerah tersebut, jadi sawah tadah hujan karena hanya berharap ada hujan kemudian melakukan penanaman. Itupun bisa saja terjadi, apabila hujan turun sesuai periode musim. Bila hujan turun tidak tentu, petani sangat kesulitan melakukan penanaman karena bisa gagal panen. “Kalau periode hujannya setahun sekali, sudah pasti mereka hanya satu kali menanam dan satu kali panen. Bila bendungan di sana sudah berfungsi, petani tidak akan kesulitan,” katanya.
Selain menjadi sawah tadah hujan, Penelewen mengkhawatirkan ribuan hektar sawah tersebut akan dialihfungsikan petani untuk maksud lain, selain untuk menenam padi, bila hal ini terjadi produksi padi bakal terpengaruh. Apalagi, ujar Panelewen, Pemerintah Propinsi punya target tahun depan menjadi daerah swasembada beras, konsekwensinya lahan-lahan persawahan harus dimaksimalkan sehingga mampu berproduksi.
“Sangat disayangkan kalau ribuan hektar sawah tidak difungsikan dengan baik. Dan kalau terlalu lama petani menunggu kapan airnya bisa mengalir, kami khawatir petani akan mengalihfungsikan areal persawahannya,” ungkapnya.
Ditambahkan Panelewen, Sulut masih membutuhkan produksi sekitar 110.000 ton beras untuk memenuhi target tahun 2011. Titik aman produksi diperkirakan mencapai sekitar 330.000 ton beras. Dalam setahun petani di Sulut biasa memanen dua kali. Rata-rata di setiap hektar produktivitasnya sekitar 4,9 ton dengan luas areal tanam sekitar 122.000 ha. (yg/mtr)
@
Tagged @ umum
