MANADO BISNIS – Sempat menyentuh di level Rp 210.000/kg, harga komoditi unggulan Sulut cengkih merosot Rp 130.000/kg. Hal ini sebagaimana terpantau di sejumlah pedagang pengumpul di Kota Manado.
Gustav Karinda, salah satu pedagang pengumpul yang beraktifitas di Pasar karombasan Pinasungkulan mengatakan, hingga saat ini harga cengkih masih berada di posisi Rp130.000/kg. "Harga cengkih ini memang terus turun tapi sudah dua pekan terakhir ini bertahan di angka Rp130.000/kg, belum mengalami pergerakan," ujar Karinda.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Sanny Parengkuan mengatakan, harga cengkih saat ini masih dibilang cukup mahal, namun memang para petani sudah menjual semua komoditi yang satu ini disaat harga masih di bawah Rp100.000/kg. “Harga cengkih dalam negeri yang sempat menyentuh Rp210.000/kg membuat industri kecil kesulitan memperoleh bahan baku cengkih, karena itu ada kebijakan impor,” akunya.
Dalam kondisi saat ini, lanjut Parengkuan, dimana tidak ada panen di daerah sentra, kebijakan tersebut bisa dibenarkan, namun diharapkan disaat daerah sentra terjadi panen, maka pemerintah harus membatasi impor cengkih. “Sulut merupakan salah satu daerah sentra di Indonesia, karena volume produksi di saat panen raya bisa mencapai 20 hingga 30 persen dari total panen nasional,” paparnya.
Terakhir, ditambahkan Parengkuan, panen raya cengkih Sulut terjadi pada tahun 2010 lalu, dengan volume berkisar 12 ribu hingga 15 ribu ton. Cengkih sendiri menjadi komoditas unggulan masyarakat Sulut, karena lebih 100 ribu rumah tangga di daerah ini mempunyai lahan pertanian cengkih, dengan luas areal pertanaman beragam.(yg/mtr)
@
Tagged @ komoditi