MANADO BISNIS – Alokasi pupuk di Sulut untuk tahun 2012 berjalan ini, dipastikan mengalami penurunan karena penyerapan di tahun 2011 lalu menurun.
Seperti halnya pupuk urea untuk tahun 2012 ini hanya 25.000 ton, padahal tahun 2011 lalu mencapai 29.000 ton. Kepala Penjualan dan Gudang PT Pupuk Kaltim kantor pemasaran Sulut dan Gorontalo, Aloysius Windhu mengatakan, jumlah alokasi tersebut selain pupuk urea bersubsidi ada juga beberapa jenis pupuk lainnya.
"Alokasi pupuk bersubsidi untuk petani di Sulut tersebut terdiri urea 25 ribu ton, SP-36 sebanyak 5.500 ton, ZA 200 ton, NPK 15.600 ton dan pupuk organik 2.800 ton," kata Windu.
Alokasi pupuk untuk Sulut tersebut, lanjut dia, ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 87/Permentan/SR.130/12/2011 tertanggal 9 Desember 2011. "Pupuk bersubsidi masih sangat dibutuhkan petani di daerah ini, karena itu alokasi ini diharapkan dapat membantu petani dalam upaya meningkatan produksi pertanian," tandasnya.
Lanjut Windhu, mengupayakan distribusi pupuk bersubsidi tersebut ke titik penjual di sentra petani. "Pupuk Kaltim untuk wilayah Sulut dan Gorontalo diberi tugas menyalurkan urea bersubsidi, untuk itu akan mengupayakan agar distribusi pupuk tersebut tepat waktu dan tepat sasaran agar pupuk ini benar dirasakan petani," ungkapnya.
Sementara menyangkut kenaikan harga pupuk urea sebesar 12,5 persen, lanjut dia, tahap awal memang mungkin berpengaruh pada petani, tetapi selanjutnya akan berjalan lancar, sebab dengan harga eceran tertinggi(HET) Rp1.800 per kilogram(Kg) masih mampu dijangkau petani.
Sekadar diketahui, realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi di Sulut selang tahun 2011 masih minim menyusul kuota yang ditetapkan sebesar 29.000 ton namun yang terealisasi hanya sebesar 20.230 ton. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum