Seperti yang terjadi, Rabu dan Kamis, pemadaman mulai pukul 06.00 WITA sampai pukul 13.000 WITA. Hal ini pun membuat warga menyorot kinerja PLN. “Gara-gara PLN makanan mentah di lemari es menjadi busuk. Setiap hari mati lampu tanpa pemberitahuan lebih dulu,” keluh Riva, ibu rumah tangga yang tinggal di Malalayang II, Kota Manado.
Ditambahkan, James, warga Malalayang lainnya, PLN harus memikirkan dampak buruk pada masyarakat akibat dari pemadaman, karena yang merasakan kerugian besar adalah masyarakat. “Masa setiap hari mati lampu, kalo cuma satu hari kami bisa maklumi. Gara-gara mati lampu pakaian kami tidak disetrika ketika akan ke tempat kerja. Sebaliknya kalo terlambat bayar rekening listrik langsung didenda. Ini tak sesuai dengan pelayanan PLN,” ungkap warga pekerja swasta ini.
Pihak PLN sendiri, ketika dikonfirmasi langsung membenarkan adanya pemadaman tersebut. Namun berkelit, karena pemadaman hanya terjadi hari Jumat dan Sabtu lantaran ada pekerjaan jaringan. “Kami memang sedang melakukan perbaikan jaringan. Yakni jaringan yang ada di tempat lain, dipindahkan ke dalam kota,” ujar Humas PLN Sulutenggo Lefrand Maleke, melalui telepon genggamnya.
Bahkan, seolah Maleke menanggapi enteng saat ditanya harian ini, mengapa tidak ada pemberitahuan lebih dulu akan terjadi pemadaman, karena sudah hampir setiap hari terjadi. “Yang tinggal di Malalayang banyak petinggi PLN, jadi mereka tau apa yang terjadi. Masalah ini termasuk gangguan jaringan, jadi tak perlu ada pemberitahuan lebih dulu pada pelanggan,” jawabnya.
Dia pun menambahkan, akan mencari tahu lagi mengapa pemadaman terjadi hampir setiap hari, karena setahu dia hanya hari Jumat dan Sabtu. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum
