Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Petani Sulut 'Cuekin' Penggunaan Pupuk

MANADO BISNIS  – Ternyata petani yang ada di Sulut tak optimal menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanamannya. Hal ini dibuktikan dengan  stok pupuk yang disediakan di gudang lini II dan III tidak terserap maksimal.

"Hanya petani di Kabupaten Minahasa dan Bolaang Mongondow yang sudah tinggi pemakaian pupuknya, sementara daerah lain masih relatif rendah, di bawah standar yang diharapkan," kata Kepala Kantor Pemasaran Pupuk Kalimantan Timur(PKT) Sulut dan Gorontalo, Rianto.

Dikatakannya,   ukuran pemakaian pupuk yang normal setiap petani yakni sekitar 200 hingga 250 Kilogram (Kg) per hektare(Ha) untuk jenis urea, jumlah lebih sedikit untuk pupuk NPK.  "Dalam kenyataan angka tersebut masih kurang dicapai, karena itu terus melakukan analisa lebih dalam kenapa sampai serapan pupuk petani belum seperti diharapkan,"  jelasnya.

 PKT,  lanjut Rianto, terus melakukan sosialisasi kepada petani agar menggunakan komposisi pupuk yang benar, sehingga produktivitas pertanian meningkat seperti diharapkan.  “Masih minimnya penggunaan pupuk oleh petani di Sulut,  kemungkinan disebabkan sifat petani di sebagian daerah yang belum terlalu peduli dengan peningkatan produksi,” ungkapnya.

Faktor lainnya juga,  menurut  Rianto, karena instansi terkait di sebagian besar kabupaten/kota yang tidak membuat data valid tentang kebutuhan pupuk masing-masing petani di wilayahnya.  "Berdasarkan aturan pemerintah, penyaluran pupuk disalurkan berdasarkan data kebutuhan yang ada pada rencana definitif kebutuhan kelompok(RDKK), tetapi justru ini yang menjadi belum jelas," paparnya.

Guna mendistribusikan urea dan NPK bersubsidi kepada petani di Sulut, ditambahkannya. maka PKT bekerja sama dengan empat distributor yang menyuplai pupuk ke-230 pengecer resmi.  [yg/mtr]


@



Petani Sulut 'Cuekin' Penggunaan Pupuk