"Bunga pala yang diekspor ini mendatangkan devisa bagi Sulut sebesar 200.000 dollar Amerika Serikat," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong.
Pasar Belanda, lanjut dia, menjadi salah satu pasar yang tetap potensial sebagai tujuan ekspor komoditas pala Sulut pada tahun 2012, ditandai pengiriman ke negara tersebut, hampir setiap pekan. Seperti halnya minggu kedua Maret, juga terjadi realisasi ekspor ke Belanda. "Berdasarkan surat keterangan asal (certificate of origin), pada pekan kedua Maret 2012 diekspor pala biji sebanyak 14 ton ke Belanda, mendatangkan devisa bagi Sulut sebesar 326.340 dolar Amerika Serikat," terangnya.
Lebih lanjut dikatakan Wajong, terciptanya ekspor pada bulan Maret 2012 ini, semakin memantapkan posisi Belanda sebagai negara tujuan ekspor potensial komoditas unggulan Sulut termasuk pala. "Rotterdam di Belanda, merupakan salah satu pusat perdagangan di kawasan Eropa yang potensial, dari kawasan tersebut produk yang masuk kemudian disebar ke beberapa negara di Eropa," paparnya.
Belanda juga, menurut Wajong, merupakan salah satu negara tujuan ekspor Sulut yang paling potensial, karena selalu berada diurutan teratas sebagai negara pembeli berbagai komoditas andalan daerah ini. "Termasuk pala biji dan fuli, sudah diekspor ke negara tersebut sejak puluhan tahun silam, dan masih tetap berlangsung hingga sekarang, karena itu negara tersebut masuk sebagai negara potensial ekspor," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, pala merupakan komoditas yang banyak diproduksi petani Sulut, hampir tersebar di semua kabupaten/kota, tetapi yang menjadi sentra atau terbanyak produksi yakni Kabupaten Minahasa Utara, Sangihe dan Sitaro. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar
