![]() |
Ketua DPRD Sulut Meiva Salindeho (foto : ist) |
Hal ini disampaikan Ketua DPRD Sulut Meiva Salindeho Lintang, saat pekasanaan pasar murah Disperindag Sulut Rabu lalu. "Masyarakat Sulut ternyata masih sangat membutuhkan minyak tanah, terbukti saat pasar murah digelar di Bahu, ribuan masyarakat antre membeli minyak tanah, karena itu minta pemerintah memperpanjang penyalurannya," tandasnya.
Dikatakan legislator dari Partai Golkar ini, DPRD secara resmi sudah mengajukan surat kepada pemerintah pusat untuk meminta penundaan penarikan minyak tanah yang direncanakan dalam waktu dekat. "Penarikan minyak tanah saat ini belum tepat, masyarakat Manado dan sekitarnya masih sangat tergantung kepada bahan bakar rumah tangga tersebut, karena itu meminta permintaan perpanjangan penyaluran minyak tanah diterima," ungkap Meiva.
Namun begitu, kata dia, DPRD Sulut tetap mendukung program konversi minyak tanah ke elpiji yang saat ini sudah berjalan di Sulut, tetapi tidak boleh juga mengabaikan kondisi ril di lapangan dimana sebagian besar masyarakat belum siap. “Kalau masyarakat Manado sudah siap, pasti sedikit masyarakat yang datang membeli minyak tanah di pasar murah yang digelar Disperindag Sulut dan Gereja Immanuel Bahu, tetapi dalam kenyataan tidak demikian,” paparnya.
Selaku perwakilan rakyat, ditambahkan Meiva, maka harus memperjuangkan apa yang sesungguhnya diharapkan sebagian besar masyarakat.
Berty, salah satu warga Bahu Manado ditemui saat membeli minyak tanah di pasar murah berlokasi di komplek Gereja Immanuel Bahu Manado mengatakan, banyak masyarakat belum terlalu paham menggunakan elpiji. Karena itu sebagian di antaranya lebih memilih menggunakan minyak tanah.
Diketahui, dalam pasar murah berlangsung di Bahu Manado, minyak tanah bersubsidi dijual Rp3.000,- per liter, jauh lebih rendah ketimbang harga pasaran bebas mencapai Rp10 ribu per liter. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum