![]() |
Beras palsu, bahan bakunya dari plastik (foto : ist) |
“Kalau memang telah ada indikasi beras seperti itu beredar di pasaran Sulut maka instansi berkompeten, di antaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) harus melakukan pengawasan lebih ketat lagi,” pinta aktivis perlindukang konsumen Sulut Decky Lumemtut.
Sementara itu, Kepala Disperindag Sulut Sanny Parengkuan mengatakan, pihaknya sementara melakukan pengawasan karena kemungkinan adanya peredaran beras palsu berbahan plastik dari China di Kota Manado dan kota lainnya di Sulut. "Hal ini akan diawasi secara serius sehingga tidak ada yang dirugikan nanti dengan beras palsu tersebut," kata Parengkuan.
Ditambahkan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag Sulut, Feby Karambut, beras palsu tersebut menurut informasi berbahan plastik, karena itu pemerintah daerah melakukan langkah antisipatif. “Masyarakat Sulut pada umumnya merupakan salah satu pengkonsumsi beras cukup tinggi di Indonesia, karena itu sangat berpotensi dimanfaatkan oknum tidak bertanggungjawab dengan memasok beras palsu,” ungkapnya.
Sekedar diketahui melalui informasi yang dirangkum, beras palsu yang terbuat dari bahan campuran kentang, ubi jalar, dan resin sintetis industri, awalnya dijual bebas di Kota Taiyuan, Provinsi Shaanxi, Cina. Beras itu memiliki tampilan yang sama dari kasat mata, namun saat dimasak beras itu akan terasa sangat keras dan sulit untuk dicerna. Biaya produksi yang sangat rendah dan menjanjikan keuntungan yang sangat tinggi, dituding sebagai latar belakang mengapa beras ini diciptakan.
Menurut Asosiasi Restoran Cina, memakan tiga mangkuk nasi palsu ini akan sama seperti memakan satu kantong plastik. Petugas berwenang Cina, sudah melancarkan penyelidikan atas laporan ini. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar