Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Konsumsi Solar Industri di Sulut Turun 0,80 Persen

MANADO BISNIS  -  Konsumsi  bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Sulut, mulai menurun sekitar 0,80 persen. Namun  begitu, masih  tercatat termahal dibandingkan BBM industri lainnya yakni mencapai Rp11.044/liter.

Hal  ini dikatakan Sales Area Manager BBM Retail Pertamina Manado, Irwansyah. "Harga BBM industri termahal Rp11.044/liter tersebut yakni solar bagi kontraktor jalan dan transportasi, sementara solar untuk industri kehutanan dan pertambangan lebih rendah, Rp10.973 per liter dan solar industri umum Rp10.461 per liter," ujarnya.

Dikatakan Irwansyah,  perhitungan harga solar non subsidi tersebut terdiri harga pokok ditambah pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen, pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB), pajak penghasilan (PPh) pasal 22 yang dihitung 0,3 persen dari harga dasar.

Sementara itu, harga premium industri yang berlaku di Manado tercatat mengalami kenaikan 1,14 persen sehingga premium bagi kontraktor jalan dan transportasi menjadi Rp10.484/liter, premium kehutanan dan pertambangan Rp10.417/liter dan premium industri umum Rp9.931/liter. "Untuk minyak tanah industri saat ini, tidak mengalami kenaikan yakni tetap pada harga Rp10.313/ liter," jelas Irwansyah.

Perkembangan harga industri tersebut, lanjut dia,  akan dilakukan setiap tanggal 1 dan 15 bulan berjalan, dan penetapannya didasarkan pada tren harga di pasar MOPS Singapura. "Selain penyesuaian dengan harga di pasar internasional, penetapan harga BBM industri tersebut didasarkan pada pertimbangan bisnis terutama perkembangan harga pesaing," ungkap Irwansyah. [yg/mtr]


@



Konsumsi Solar Industri di Sulut Turun 0,80 Persen