Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Suku Bunga Kredit Bank Dikeluhkan Petani Sulut

Aktifitas perbankan di Sulut (foto : MANADO BISNIS)
MANADO BISNIS  – Ternyata salah satu penyebab petani Sulut enggan  mengurus kredit kepada perbankan yang ada, dikarenakan suku bunga kredit terlalu tinggi.

Hal ini seperti dikeluhkan sejumlah petani kentang  di kawasan  Modoinding (Minsel), serta  Modayag dan Passi( Boltim). Petani pun meminta   perbankan yang sudah bekerja sama dengan petani kentang  menurunkan tingkat suku bunga tersebut.

"Jika suku bunga diturunkan di bawah satu persen, dengan demikian petani dapat memperoleh keuntungan," kata Sangadi(Kepala Desa) Guaan, Kecamatan Modayag, Tony Sumayku.

Diutarakannya, kerja sama pengenaan suku bunga pinjaman sebesar satu persen yang selama ini sudah dipratekkan dalam kenyataan belum mampu sepenuhnya memberi keuntungan bagi petani.  "Bagi petani yang fokusnya pada perbanyakan benih, suku bunga pinjjaman tidak menjadi masalah, karena sebagian mereka masih menikmati bantuan baik perbankan, swasta ataupun pemerintah," ujarnya.

Yang menjadi masalah bunga tinggi justru adalah petani produsen,katanya ini disebabkan harga jual komoditas pertanian yang sering berfluktuasi sehingga perlu modal cukup untuk mengatasi kerugian.

Menyikapi hal ini, Direktur Utama PT Bank Sulut, James Salibana mengatakan, penetapan tingkat suku bunga yang dikenakan terhadap debitur, ada hitung-hitungnya,  jadi tidak seenaknya saja menurunkan atau menaikkan tingkat suku bunga. "Tetapi kami akan mempelajari, bila dari aspek bisnis masih menguntungkan bank, maka kemungkinan penurunan tingkat suku bunga bisa saja dilakukan," ungkapnya. [yg/mtr]


@



Suku Bunga Kredit Bank Dikeluhkan Petani Sulut