![]() |
Bahan bangunan semen (foto : ist) |
“Disperindag harus terus melakukan pengawasan terhadap ketersediaan dan penjualan semua bahan bangunan di Sulut. Karena ada indikasi, pelaku usaha dalam hal ini toko bangunan sering menaikkan harga secara sepihak. Pengawasan harus lebih ketat lagi,” ujar Jemas K, salah satu konsumen di Manado.
Terkait permasalahan ini, Disperindag menjamin hingga bulan April berjalan ini, stok besi beton dan semen mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Sulut .“Saat ini stok besi beton dan semen tersedia untuk ketahanan sampai dengan dua bulan,” kata Kepala Disperindag, Sanny Parengkuan, ketika selesai memimpin rapat koordinasi dengan pedagang dan distributor besi beton dan semen, di Kantor Disperindag, Selasa (10/03).
Dikatakannya, memang pada awal akhir bulan Maret terjadi kenaikan harga yang hingga 20 persen pada kedua komoditi tersebut akibat dari adanya isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta kesulitan bahan baku akibat pencemaran di pabrik besi. Namun saat ini harga sudah kembali stabil bahkan harga semen sudah mengalami penurunan harga walaupun sedikit. “Saat ini harga sudah mulai stabil bahkan cenderung turun,” ujarnya.
Diharapkannya, masyarakat Sulut untuk tidak menggunakan besi beton yang tidak berlogo Standar Nasional Indonesia (SNI) karena kualitasnya tidak baik, dan tidak cocok untuk bangunan. “Besi beton dengan logo SNI sudah terbukti kualitasnya dan sangat cocok untuk bangunan apalagi bangunan bertingkat,” tukas Parengkuan, seraya menambahkan, akan melakukan penertiban di tingkat pedangang dan distributor untuk besi beton yang belum SNI. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar