![]() |
Gubernur Sulut SH Sarundajang (foto : ist) |
Hal ini diusulkan Gubernur Sulut SH Sarundajang, yang harus disikapi pemerintah pusat. “Saya usulkan raskin jangan dibeli rakyat, diberikan gratis saja, hanya saja alokasinya dikurangi dari 15 kilogram per kepala keluarga menjadi 10 kilogram,” ujarnya.
Sarundajang mengatakan, dengan penyaluran raskin secara gratis, maka dampaknya baru dirasakan masyarakat. “Kalau dihitung-hitung dikurangi alokasinya, tetapi tidak dikenakan biaya sama sekali, malah lebih hemat subsidinya ketimbang sistem penyaluran saat ini,” tandasnya.
Jumlah masyarakat miskin yang menerima, menurut Sarundajang, tetap sama. “Kepala keluarga penerima beras miskin tidak berubah, artinya mereka yang benar-benar miskin itulah yang menerima,” ungkapnya.
Bahan pangan beras, kata Sarundajang, merupakan salah satu indikator yang dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Karena itu bila masyarakat susah menerima tanpa membayar, maka dampaknya akan terasa. “Dengan tanpa membeli raskin, maka tingkat kesejahteraan masyarakat secara perlahan akan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,” tuturnya, seraya menambahkan, pemerintah daerah, akan menyampaikan kepada pemerintah pusat untuk mengubah sistem penyaluran raskin ini.
Diketahui penyaluran raskin oleh pemerintah saat ini, masing-masing kepala keluarga sasaran mendapatkan alokasi 15 kg dengan harga Rp1.600 per kg.Alokasi raskin untuk Sulut dalam satu tahun ini sebanyak 20.843 ton, disalurkan setiap bulan melalui titik penyalur di masing-masing desa dan kelurahan. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum