Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Terminal Kayu di Bitung Mendesak Dioperasikan

Kota Bitung (foto : ist)
MANADO BISNIS  -  Terminal kayu yang  sementara  dibangun di Kota Bitung sangat mendesak dioperasikan. Sebab  kehadiran terminal kayu  tersebut, akan menjadi jalan keluar sekaligus pemecahan masalah bahan baku kayu yang melilit industri kayu di  Sulut saat ini.

 Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan, industri rumah panggung terus berkembang,sementara hutan kayu produksi terus berkurang, karena itu pelaku industri kayu terpaksa memasok dari daerah lain seperti Maluku Utara (Malut), dengan biaya mahal. "Karena itu, pengoperasian terminal kayu yang berlokasi di Kota Bitung, menjadi salah satu jalan keluar terhadap permasalahan yang terus melilit pelaku industri kayu,” ujarnya.

Memasok kayu dari daerah lain, lanjut Parengkuan, selain butuh ijin, juga masih terkendala biaya tinggi akibat masih banyaknya pungutan liar(pungli) selama dalam perjalanan mengangkut kayu. Seperti halnya pengrajin kayu di Woloan mengakui, akibat pungli yang merajalela, maka harga beli kayu naik dua kali lipat dari harga sebenarnya. "Kayu merah harga normalnya hanya berkisar Rp2 juta hingga Rp2,5 juta, tetapi karena harus membayar biaya tidak resmi, sehingga harga beli membengkak hingga Rp5 juta,” ungkapnya.

Karena itu, dikatakan Parengkuan,  terminal kayu harus dipercepat pengoperasiannya, apalagi sebagian besar peralatan operasional sudah ada, tinggal menyisakan beberapa sarana prasarana lainnya. Kehadiran terminal kayu,  maka ketersediaan bahan baku yang legal akan mencukupi kebutuhan industri kayu, termasuk juga harga kayu bisa lebih stabil. “Kami akan membantu mencari jalan keluar bersama dengan pemerintah kota Bitung, sehingga terminal kayu segera dioperasikan,” paparnya. [yg/mtr]



@



Terminal Kayu di Bitung Mendesak Dioperasikan