Lowongan Kerja, mencari informasi kerja

Contact online

Januari-Mei, Kesejahteraan Petani Sulut Terus Menurun

MANADO BISNIS  – Data yang dibeber Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, tingkat kesejahteraan petani Sulut dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) terus mengalami penurunan sejak Januari-Mei 2012.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulut, Novie Oroh mengatakan kendati NTP Sulut di bulan Mei 2012 masih berada di atas angka 100 yakni 101,24 namun sejak awal tahun 2012 hingga saat ini terus mengalami penurunan. "Hal ini menandakan bahwa indeks harga yang diterima petani Sulut 0,17 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat 0,29 persen," ujarnya.

Dikatakan Oroh, peningkatan indeks harga yang dibayar petani umumnya disebabkan karena konsumsi rumah tangga petani dari 138.65 di bulan April menjadi 139.13 di bulan Mei 2012. "Selain itu, pertumbuhan indeks yang dibayar petani disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran rumah tanggga petani untuk BPPBM yakni sebesar 0,08 persen," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Oroh, jika dilihat dari semua sektor pertanian yang ada hampir semuanya mengalami penurunan kesejahteraan, meskipun NTP masih berada di angka 100. "NTP tertinggi masih didominasi oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat yakni sebesar 106.64 sedangkan NTP terendah masih dipegang oleh subsektor perikanan sebesar 95.30," jelasnya.

Di pihak lain, Rem Lintong, petani asal Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) mengeluh  selama ini kesejahteraan petani telah dilupakan oleh pemerintah kabupaten/kota serta pemerintah  Sulut. Seharusnya, pemerintah bisa lebih menaruh perhatian terhadap pertanian di Sulut. "Karena sebagian besar masyarakat kita baik yang di Minahasa maupun di tempat lainnya bermukim di pedesaan, tetapi aneh saja, pemerintah tidak bisa memotivasi bahkan adanya program terarah untuk masyakat petani terutama menggarap lahan tidur yang masih sangat luas," paparnya

Hal senada dikatakan Lukas K petani asal Kabupaten Minahasa. Menurutnya, saat ini  pengaruh dari Bahan Bakar Minyak (BBM)  langka  dan naik ditingkat pengecer,  ikut menaikan berbagai hal, termasuk harga pupuk, biaya transportasi, dan bahan pokok. "Pemerintah jangan hanya sibuk pada pencitraan diri belaka, karena jelas masyarakat semakin sulit saja penghidupannya, seperti kami di pedesaan,"  sindirnya. [yg/mtr]



@



Januari-Mei, Kesejahteraan Petani Sulut Terus Menurun