MANADO BISNIS - Petani di Kabupaten Minahasa, meminta perbankan yang beroperasi menyalurkan kredit panen cengkih. "Kami membutuhkan dana sebagai modal kerja guna dibayarkan kepada para buruh petik dan membiayai operasional panen cengkih, karena itu minta bank supaya jangan ragu melayani permintaan permohonan kredit," kata Johanes Karundeng, salah satu petani cengkih di Kecamatan Tombulu, Minahasa.
Ia mengatakan, permodalan dari bank tersebut, membantu petani supaya tidak cepat menjual cengkih, dan nanti melepas ke pasaran saat harga lebih baik dari sekarang. "Saat panen, biasanya diikuti penurunan harga cengkih turun, bila petani punya modal, ada kekuatan untuk mempertahankan stok, dan nanti menjual saat harga sudah membaik," ujarnya.
Martinus M, petani cengkih lainnya mengatakan, agar tidak memberatkan petani, jangka waktu pengembalian supaya diberlakukan khusus, artinya seperti satu tahun, dan cicilannya diatur supaya tidak bulanan tetapi berdasarkan kesepakatan dengan bank dan petani itu sendiri. "Pembayaran kredit, pasti akan mengalami hambatan, jika bank menerapkan sistem pembayaran sebagaimana kredit lainnya yakni satu tahun dua tahun dan seterusnya, sebaiknya ada perjanjian dengan jangka waktu tertentu," ungkap Martinus.
Ketua Forum Solidaritas Petani Cengkih(FSPC) Sulut Franklin Singal mengatakan, pembiayaan bank ini manfaatnya ganda. Selain membantu permodalan petani, tetapi juga dapat menahan harga cengkih tidak anjlok tajam.
"Saat panen, harga cengkih biasanya turun tajam, dan akan naik kembali setelah panen selesai, untuk Sulut panen diperkirakan berlangsung Juni hingga Agustus, saat itu harga akan turun, tetapi setelah panen selesai harga naik, disaat itulah petani menjual sekaligus membayar pelunasan utangnya," paparnya.
FSPC memperkirakan produksi panen cengkih Sulut tahun 2012 mencapai 9.000 ton, atau hanya sekitar separuh dari kondisi panen raya. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi