MANADO BISNIS – Warga Sulut saat ini sudah memahami manfaat untuk menggunakan elpiji, sehingga kelihatan mulai akrab dengan aktivitas tersebut.
Hal ini dikatakan Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Propinsi Sulut, Adry Manengkey."Warga tak lagi khawatir seperti sebelumnya ketika akan dikonversi dari minyak tanah ke gas. Rata-rata sekarang ini sudah 'familiar' dan lebih memahami," ujarnya.
Dia mengatakan, ada proses belajar ketika pemerintah menyediakan minyak tanah tidak disubsidi dan menyediakan tabung gas elpiji tiga kilogram sebagai pengganti. Bila menggunakan gas elpiji tiga kilogram, setara dengan beberapa liter minyak tanah tidak bersubsidi yang rata-rata dijual di atas Rp9.000. "Karena lebih murah dan mudah mendapatkannya, warga beralih ke gas elpiji," katanya.
Penggunaan gas elpiji, menurut Manengkey, manfaatnya cukup besar dibanding menggunakan bahan bakar fosil karena lebih irit dan ramah lingkungan. Karena itu , sejalan dengan program pemerintah yang melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG), ke depan tidak hanya kebutuhan rumah tangga yang menggunakan gas. “Alat-alat transportasi juga akan menggunakan BBG sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium atau solar,” paparnya.
Di sisi lain dia menambahkan, edaran menteri energi dan sumberdaya mineral dan menteri dalam negeri tentang penetapan harga elpiji tiga kilogram sebesar Rp12.750 sedikit memberatkan agen. Sebab agen penyalur, mengeluh karena harga tersebut tidak memperhitungkan distribusi gas elpiji hingga ke pengecer sehingga biaya pengangkutan naik. "Kita telah kaji berapa harga yang tepat dan wajar serta tidak memberatkan masyarakat. Gubernur akan menetapkannya dengan sebuah SK mengenai HET elpiji," tuturnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ umum