![]() |
Proses pembuatan es (foto : ist) |
Adalah Pemerintah Kabupaten Talaud, akan membangun pabrik es tersebut. "Terkait dengan pembangunan pabrik es ini sudah ditinjau dan dilakukan studi kelayakan. Karena proses awal studi kelayakan sudah selesai akan ditindaklanjuti dengan pembangunan yang direncanakan tahun ini," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kabupaten Talaud, Leida E Dachlan.
Dia mengatakan, lokasi pembangunan pabrik es ini berada di Pulau Salibabu dilihat dari faktor strategis dan akses yang mudah dijangkau masyarakat dan nelayan. Apabila pabrik es ini sudah selesai dibangun, akan memberikan manfaat cukup besar bagi nelayan penangkap ikan dalam menjaga mutu dan kesegaran ikan hasil tangkapan. Sebab menurut dia, ikan hasil tangkapan nelayan tidak bisa bertahan lama dan sudah harus dijual ke pasar ataupun kapal untuk menjaga mutu dan harga agar tidak anjlok. "Kalau hasil tangkapan melimpah dan tidak bisa diserap pasar, pasti hasil tangkapan akan rusak. Harganya pun akan melorot jauh dan sangat merugikan nelayan," ungkapnya.
Dia menambahkan, salah satu kendala yang dirasakan masyarakat nelayan di Kabupaten Talaud adalah tidak tersedianya pabrik es atau "cold storages", sehingga masyarakat takut menjual langsung ke beberapa kota lainnya seperti Bitung dan Manado yang rata-rata sudah memiliki pangkalan pendaratan ikan (PPI). "Kalau ada pabrik es, nelayan bisa menangkap ikan lebih banyak, ditampung di kapal dan selanjutnya bisa dipasarkan langsung ke Kota Manado atau Bitung. Tapi untuk sekarang ini warga tidak mengambil peluang itu karena berisiko," ungkapnya.
Dia mengatakan, dengan dijual langsung ikan hasil tangkapan nelayan ke kapal-kapal pengumpul, harganya jauh lebih kecil dibanding ketika nelayan menjual langsung ke PPI. "Biasanya untuk jenis Cakalang ataupun Tuna dibeli kapal pengumpul seharga empat ribu rupiah per kilogramnya. Kalau dijual ke pasar, harganya bisa lebih baik sekitar enam ribu rupiah per kilogramnya," pungkasnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ pasar