MANADO BISNIS - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Tadjuddin Noer Said mengatakan, Sulawesi Utara sudah cukup lama dizalimi kartel pala yang berada di luar negeri. "Pala di daerah ini dikuasai oleh satu perusahan di Amsterdam yang berumur ratusan tahun, dan tidak bisa diganggu," kata Tadjuddin, dalam konferensi pers yang digelar di ruang KPPU kantor Gubernur.
Dia mengatakan, komoditas ini tidak bisa dibuat sintetis, ironisnya pabrik jamu untuk mengencangkan kulit harus beli dari mereka. "Kemasan yang masuk ke sini tidak diberi nama, gunakan nama latin, atau bahasa Inggris," kata dia.
Kekuatan kartel ini, lanjut dia, luar biasa, dan bisa memberikan perintah melakukan penebangan pohon untuk kurangi suplai. Hanya saja menurut dia, hingga saat ini pengusaha ini sudah dekat dengan petani, dan petani sudah menikmati hasilnya. "Kondisi seperti ini sudah terjadi dua ratus hingga tiga ratus tahun. Persoalannya, sampai sejauh mana petani tersebut dirugikan," ungkapnya.
Dia juga mengatakan, barang dagangan yang diproduksi Indonesia, harganya tidak ditentukan Indonesia sendiri tapi dari luar. Dicontohkannya, harga sawit yang diproduksi Indonesia ditentukan Amsterdam dan Kuala Lumpur, Timah ditentukan Kuala Lumpur, begitupun dengan minyak yang ditentukan oleh "Organization of the Petroleum Exporting Countries" (OPEC). "Yang menjadi ketakutan kita adalah apabila hal ini terus berlangsung, di mana kedaulatan ekonomi negeri ini," pungkasnya. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi