![]() |
Pala salah satu komoditas ekspor Sulut |
“ Nilai ekspor Belanda pada periode tersebut, mencapai 115,4 juta Dolar Amerika Serikat (AS). SEdangkan China pada posisi kedua, m encapai 83,4 juta Dollar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Dantes Simbolon.
Dikatakannya, dalam periode tersebut negeri Belanda memberikan kontribusi sebesar 33,27 persen. Kemudian diikuti Cina dengan andil sebesar 20,89 persen. "Namun dalam bulan September 2012, ekspor Belanda mengalami penurunan 13,7 juta dibandingkan bulan Agustus 2012," ujarnya.
Di pihak lain, nilai ekspor Sulut pada September 2012 mengalami penurunan sebesar 3,12 persen dibandingkan dengan nilai ekspor di bulan yang sama di tahun sebelumnya. Pada bulan September 2011, nilai ekspor mencapai 64,9 juta Dollar AS turun menjadi 62,9 juta Dollar AS di bulan September 2012. "Ini ada penurunan sebesar 3,12 persen dibandingkan September tahun lalu. Nilai ekspor juga mengalami penurunan bila dibandingkan dengan bulan Agustus 2012," ungkap Simbolon.
Dijelaskannya, pada bulan Agustus 2012, nilai ekspor Sulut mencapai sebesar 80,7 juta Dollar AS. Walaupun demikian, secara kumullatif, nilai ekspor Sulut dari periode Januari hingga September 2012 tetap mengalami peningkatan sebesar 56,10 persen bila dibanding dengan periode yang sama di tahun 2011. "Selama periode Januari hingga September 2012, nilai ekspor Sulut mencapai 803,9 juta Dollar AS sedangkan di periode yang sama di tahun 2011 nilai ekspor hanya mencapai 515 juta Dollar AS," tandasnya.
Kenaikan terbesar selama periode Januari-September 2012 yakni pada komodiri lemak dan minyak hewan atau nabati yakni mencapai 229,4 juta dollar AS. Selain itu terdapat juga komoditi lain yakni ikan dan udang segar atau beku dengan nilai 36 juta Dollar AS, lalu menyusul komoditi ampas atau sisa makanan industri 16,1 juta Dollar AS dan daging dan ikan olahan 5,9 juta Dollar AS."Komoditi lemak dan minyak hewan dan nabati mengambil peran terbesar terhadap total ekspor Januari-September 2012 yakni 77,44 persen.
Sementara ikan dan udang segar atau beku memberi andil sebesar 8,61 persen, kemudian daging dan ikan olahan serta ampas atau sisa industri makanan masing-masing 6,29 persen dan 4,40 persen," papar Simbolon. [yg/mtr]
@
Tagged @ komoditi